Heboh Sindrom Havana, Penyakit Misterius yang Serang Pejabat AS

11 Mei 2021 8:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Central Intelligence Agency Foto: Larry Downing/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Central Intelligence Agency Foto: Larry Downing/Reuters
ADVERTISEMENT
Cerita ini berawal ketika sejumlah karyawan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) dan Kanada di Havana, Kuba, terserang penyakit misterius pada 2016 hingga 2017. Penyakit tersebut menyebabkan para pejabat itu mengalami cedera otak traumatis.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala dari penyakit ini di antaranya adalah telinga meletup, vertigo, pusing, mual, hingga sensasi terdengar bunyi yang tak biasa. Karena fenomena ini pertama kali ditemukan di kedubes Amerika Serikat di Havana, ibu kota Kuba, penyakit ini diberi nama Sindrom Havana (Havana Syndrom).
Sejak itu, untuk menanggulangi dan mencegah penyakit ini memakan lebih banyak korban, dilakukan penyemprotan insektisida di sekitar pekarangan kedutaan.
Beberapa dugaan penyebab munculnya Sindrom Havana, di antaranya adalah dugaan adanya kekuatan asing yang membombardir fasilitas dengan senjata gelombang mikro yang menghasilkan suara sonik, atau pengawasan teknis yang tidak diketahui oleh pihak kedubes untuk memata-matai kantor tersebut.
Ada dugaan bahwa Rusia, seperti GRU (Direktorat Intelijen Utama) dan FSB (Dinas Keamanan Federal Rusia), menjadi dalang di balik serangan ini. Namun AS tidak memberikan pernyataan terang-terangan soal ini.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, belum ada satu pun pihak yang mengetahui penyebab atau siapa dalang dari penyakit misterius yang menyerang karyawan kedubes AS di Havana tersebut.
Ilustrasi pusing Foto: Thinkstock
Kini, muncul kekhawatiran bahwa Sindrom Havana menyerang lebih banyak pihak. Baru-baru ini, ada lebih dari 12 petugas CIA (Badan Intelijen Pusat AS) yang bertugas di beberapa lokasi di luar negeri kembali ke AS untuk mencari perawatan medis.
Mereka melaporkan keluhan gejala yang sesuai dengan Sindrom Havana. Insiden tersebut terjadi pada awal-awal bulan tahun 2021. Terakhir, kasus ini terjadi pada Maret 2021.
Dalam banyak kasus, petugas merasa sakit yang amat parah secara tiba-tiba sehingga membutuhkan evakuasi medis darurat. Contohnya Marc Polymeropoulos, mantan perwira senior CIA, berada di Moskow pada 2017 ketika dia tiba-tiba terserang.
ADVERTISEMENT
"Saya terbangun di tengah malam dengan vertigo yang luar biasa," kata Polymeropoulos kepada The Guardian. “Kepalaku pusing, mual yang luar biasa, aku merasa seperti harus pergi ke kamar mandi dan muntah. Itu momen yang menakutkan bagiku.”
“Saya menderita tinitus yang berdenging di telinga saya, dan vertigo benar-benar sangat melemahkan. Saya benar-benar tidak yakin apa yang terjadi. Saya tidak bisa berdiri. Saya terjatuh.”
Empat tahun kemudian, Polymeropoulos mengatakan sakit kepalanya masih belum berhenti. Pada 2019, dia pensiun dari CIA karena gejalanya.
Badan Intelijen AS, CIA Foto: AP Photo
Minggu ini, kantor Urusan Global Kanada mencopot satu-satunya petugas polisi militer yang bertugas keamanan di kedutaan Kanada di Havana.
Kejadian ini setidaknya terjadi pada petugas pemerintahan AS di tiga benua. Selain petugas CIA, penyakit ini juga menyerang para diplomat, petugas intel dan militer.
ADVERTISEMENT
Bipartisan dari Komite Senat mengeluarkan pernyataan bahwa insiden ini adalah serangan dan berjanji untuk mengungkap asal-usulnya.
“Selama hampir lima tahun, kami mengetahui laporan serangan misterius terhadap personel pemerintah Amerika Serikat di Havana, Kuba, dan di seluruh dunia. Pola menyerang sesama warga negara kita yang melayani pemerintah kita tampaknya meningkat,” kata Ketua Komite Intelijen dan Demokrat Virginia Mark Warner dan Wakil Ketua Marco Rubio, Republikan Florida, mengatakan.
“Komite Intelijen Senat bermaksud untuk menyelesaikan masalah ini. Kami telah mengadakan audiensi pencarian fakta tentang serangan yang melemahkan ini, banyak di antaranya mengakibatkan kasus cedera otak traumatis yang dikonfirmasi secara medis, dan masih banyak lagi,” lanjutnya.

Dari mana asal Sindrom Havana?

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden berdiri di Portico Utara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat. Foto: Tom Brenner/REUTERS
National Academies of Sciences melakukan penelitian terhadap Sindrom Havana atas permintaan dari Departemen Luar Negeri AS. Hasil dari penelitian itu menyebut bahwa penyebab paling masuk akal adalah energi frekuensi radio yang memang sengaja diarahkan ke target orang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan CNN, Pentagon dan agen federal AS lainnya menemukan setidaknya dua kasus Sindrom Havana di AS. Salah satunya terjadi di Gedung Putih.
Pada November 2019 misalnya, seorang pejabat NSC (National Security Council) jatuh sakit setelah terjadi sebuah insiden di dekat halaman bagian selatan Gedung Putih. Selain itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa ia memiliki pengalaman serupa saat sedang berjalan-jalan dengan anjingnya di wilayah Virginia.
Jika hal ini terjadi karena energi yang diarahkan ke target, artinya perangkat itu bisa menyerang siapa saja, termasuk kepala negara. Namun muncul pertanyaan dari para analis, salah satunya, apa yang memotivasi pemerintah asing untuk menggunakan serangan yang dapat dilacak pada jumlah target yang cukup besar itu.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Joe Biden telah mengambil pendekatan yang lebih blak-blakan ke Rusia. Direktur CIA, William Burns, juga berjanji untuk menjadikan insiden serangan ini sebagai prioritas yang sangat penting.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: