Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti dari Balai Taman Nasional (BTN) melakukan pemantauan satwa liar di area Gunung Halimun selatan, tepatnya di wilayah Resort Taman Nasional, Cimantaja, Bogor. Dari monitoring tersebut, mereka justru menemukan macan tutul Jawa yang berbeda dengan ciri pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan temuan menarik karena tidak banyak macan tutul yang memiliki ekor buntung. Saking langkanya, hal itu membuat macan tutul jenis ini dianggap sebagai hewan folklor yang biasa dikisahkan dalam cerita rakyat.
“Hal menarik yang kami dapatkan ialah keterkaitan antara folklor yang ada, atau cerita rakyat dengan tangkapan kamera yang kami dapatkan, yaitu tentang keberadaan seekor macan tutul yang didefinisikan oleh warga sekitar, memiliki ekor yang buntung,” kata Wahyu Fajar Pamungkas, salah seorang tim BTN Gunung Halimun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan tim lainnya, macan tutul ekor buntung sering dilihat oleh para orang tua di zaman dulu, yang hidup di sekitar Gunung Halimun. Namun di masa sekarang, warga sekitar taman nasional sendiri tidak pernah melihat macan ekor buntung secara langsung.
Keberadaan macan buntung terdengar karena orang tua di zaman dulu bercerita soal mereka. Macan tutul disebut jenis hewan yang bersembunyi. Hal itu juga menjadi salah satu faktor macan tutul ekor buntung sangat sulit ditemukan.
Dari gambar camera trap (kamera yang biasa digunakan untuk merekam kehadiran satwa di alam liar), ekor buntung macan tutul tampak tumpul, seperti dipotong. Sekilas, buntut ini mirip seperti buntut kucing dengan ekor yang sangat pendek, namun bedanya buntut macan tutul tidak membulat di bagian ujung.
Objek macan tutul ekor buntung yang ditemukan juga tampak sangat blur atau terlalu dekat. Tim kesulitan untuk mendapatkan gambar macan tutul ekor buntung secara utuh dan sempurna.
ADVERTISEMENT
Hal itu karena banyaknya kendala yang dialami tim dalam proses pemantauan macan tutul di wilayah Cimantaja. Di antaranya ialah kesalahan penempatan kamera jebakan yang dipasang di jalur akses warga, sehingga terlalu banyak aktivitas orang lalu lalang tertangkap kamera.
“Ini bisa mengaburkan informasi dari hasil gambar dari video terhadap individu macan tutul yang kita dapatkan,” terang Wahyu.
Meskipun begitu, tim BTN Halimun Salak berhasil mendapatkan tujuan utama melakukan pemantauan tersebut, yaitu mengidentifikasi keberadaan macam tutul di wilayah tersebut, serta mendapatkan informasi mengenai satwa mangsa macan tutul.
Berdasarkan hasil pemantauan, mereka menemukan beberapa hewan liar yang menjadi mangsa macan tutul yang hidup di daerah Gunung Halimun, yaitu musang, burung puyuh, dan babi hutan.
ADVERTISEMENT