Hewan Hibrida Berusia 4.500 Tahun Hasil Rekayasa Hayati Pertama Ditemukan

21 Januari 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulang-tulang hewan di Umm el-Marra diduga berasal dari kunga karena gigi mereka memiliki bekas gigitan dan pola keausan yang menunjukkan bahwa mereka telah diberi makan, bukan dibiarkan merumput. Foto:  Glenn Schwartz/Jhons Hopkins University
zoom-in-whitePerbesar
Tulang-tulang hewan di Umm el-Marra diduga berasal dari kunga karena gigi mereka memiliki bekas gigitan dan pola keausan yang menunjukkan bahwa mereka telah diberi makan, bukan dibiarkan merumput. Foto: Glenn Schwartz/Jhons Hopkins University
ADVERTISEMENT
Sekitar 4.500 tahun lalu, 500 tahun sebelum kuda dijadikan hewan peliharaan, orang-orang Mesopotamia menggunakan hewan hibrida keledai peliharaan dan keledai liar untuk menarik kereta perangnya.
ADVERTISEMENT
Kini, hasil analisis DNA tulang hewan yang digali di Suriah utara telah menjawab pertanyaan ihwal keberadaan hewan misterius disebut “kunga” yang ada dalam cerita kuno sebagai hewan penarik kereta perang.
"Jadi mereka entah bagaimana berbeda, tetapi tidak jelas apa perbedaannya."
Studi baru mengkonfimasi bahwa fosil itu adalah kunga. kunga sendiri digambarkan sebagai hibrida kuat, cepat, dan alami, merupakan perkawinan antara keledai betina domestik dan keledai liar Suriah jantan atau disebut hemione. Catatan kuno menyebut kunga adalah hewan berharga dan sangat mahal. Kunga juga sulit dibiakkan.
Panel perang dari "Standard of Ur", sebuah mosaik Sumeria berusia 4.500 tahun yang sekarang berada di British Museum, menunjukkan gambar kunga dan gerobak beroda empat. Foto: Thierry Grange/IJM/CNRS-Universite de Paris
Karena kunga terlahir alami, untuk mendapatkannya, orang Mesopotamia mesti mengawinkan keledai betina peliharaan dengan keledai jantan liar. Ini adalah tugas yang sangat sulit karena keledai liar bisa berlari cepat ketimbang keledai peliharaan, bahkan kunga itu sendiri.
ADVERTISEMENT

Keledai perang

Kunga disebutkan dalam teks kuno yang ditulis menggunakan paku di lempengan tanah liat dari Mesopotamia. Mereka menggambarnya di Standard of Ur sebagai hewan penarik gerobak perang beroda empat. Standard of Ur adalah mosaik Sumeria berusia 4.500 tahun yang sekarang dipajang di British Museum di London.
Adapun kunga kini telah punah. Sementara keledai Suriah terakhir dengan tinggi lebih dari satu meter mati pada tahun 1927 di kebun binatang tertua di dunia, Tiergarten Schonbrunn di Wina Australia. Sisa-sisa keledai terakhir disimpan di museum sejarah alam kota Australia.
Tulang-tulang kunga digali sekitar 10 tahun lalu dari gundukan pemakaman di Tell Umm el-Marra di Suriah utara oleh arkeolog University of Pennsylvania, Jill Weber. Foto: Glenn Schwartz/Jhons Hopkins University
Dalam studi baru, para peneliti membandingkan genom dari tulang keledai liar Suriah terakhir dari Wina dengan genom dari tulang keledai liar berusia 11.000 tahun yang digali di situs arkeologi Göbekli Tepe, di tempat yang sekarang disebut Turki.
ADVERTISEMENT
Hasilnya menunjukkan bahwa kedua hewan itu adalah spesies yang sama, kendati keledai liar purba jauh lebih besar ketimbang keledai modern, kata Geigl. Itu menunjukkan bahwa spesies keledai liar Suriah telah menyusut menjadi jauh lebih kecil daripada keledai di zaman kuno. Ini tak lain karena tekanan lingkungan seperti perburuan.
Adapun tulang kunga ditemukan di kompleks pemakaman pangeran di Tell Umm el-Marra di Suriah Utara, yang diperkirakan berasal dari Zaman Perunggu awal antara 3000 SM hingga 2000 SM.
Kunga bisa berlari lebih cepat daripada kuda. Jadi tidak heran jika mereka digunakan untuk menarik kereta perang sebelum kuda dijadikan hewan peliharaan di Mesopotamia. Namun, akhirnya kunga harus punah dan tergantikan oleh kuda yang dinilai lebih mudah dibiakkan.
ADVERTISEMENT