Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Tulang penis atau baculum adalah salah satu struktur paling misterius dalam biologi mamalia. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa fungsi dari struktur tersebut, termasuk mengapa tulang itu hilang pada manusia, kuda, gajah, dan beberapa spesies lainnya.
ADVERTISEMENT
Kini studi terbaru soal tulang penis telah dilakukan oleh para peneliti. Dengan mengambil pendekatan 3D mereka mencoba memahami evolusi tulang. Hasil analisis 3D dari 82 tulang penis hewan dari berbagai spesies menunjukkan bahwa baculum punya bentuk sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuknya.
Menurut peneliti, baculum dengan bentuk paling aneh dapat memperpanjang durasi hubungan seks, menyebabkan evolusi pada betina, dan mengeluarkan sperma dari jantan lain yang kawin dengan betina sama.
Tulang penis pada musang madu, misalnya, memiliki penampilan yang paling aneh. Bentuknya menyerupai sendok es krim. Bentuk ini diduga telah berevolusi untuk mengatasi persaingan di antara populasi musang madu dan memastikan bahwa keturunan mereka berasal dari satu jantan.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti, bentuk baculum yang kompleks kemungkinan berkorelasi dengan penetrasi yang lebih lama. Ini menunjukkan bahwa baculum membantu mengurangi persaingan seksual.
"Alasan peneliti begitu tertarik dengan baculum adalah karena mereka memiliki banyak fitur yang tidak biasa, seperti tonjolan, alur, dan lengkungan yang aneh," ujar Charlotte Brassey, penulis utama studi yang merupakan ahli biologi dari Manchester Metropolitan University seperti dikutip Live Science.
Temuan Bassey dan timnya menunjukkan bahwa tulang penis yang paling kompleks, termasuk baculum dengan ujung menyerupai sendok atau kait, umumnya ditemukan pada hewan karnivora dan spesies monogami. Ujung penis yang lebih rumit ini diduga hasil evolusi karena persaingan seksual yang sangat ketat.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B ini memungkinkan kita lebih memahami fungsi baculum saat berhubungan seks. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis jaringan lunak pada penis. Ini bertujuan untuk memahami bagaimana evolusi baculum terjadi di antara spesies, serta mengapa beberapa spesies kehilangan tulang penis.
ADVERTISEMENT
"Sebagai mamalia dan lebih spesifiknya kera, adalah hal yang cukup aneh jika manusia tidak memiliki tulang penis," kata Brassey. "Dengan mempelajari peran baculum selama kawin, kami juga berharap dapat menjelaskan lebih jauh mengapa beberapa mamalia, termasuk manusia dan hyena, bisa bereproduksi tanpa baculum."