Hidung Kotor Bisa Sebabkan Penyakit di Telinga dan Tenggorokan

26 April 2018 19:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meredakan batuk dan pilek (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Meredakan batuk dan pilek (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Polusi udara yang terpapar ke mereka yang tinggal di wilayah urban dan wilayah industri, membuat hidung kotor tidak bisa dihindari lagi. Padahal, menjaga kebersihan hidung baik dilakukan untuk mencegah penyakit.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hidung yang kotor bukan hanya akan menimbulkan penyakit pada area hidung, namun juga bisa berdampak pada tenggorokan dan telinga.
Zat-zat polutan yang masuk ke dalam hidung dapat memicu iritasi pada hidung. Zat polutan ini kemudian merusak silia, organel sel seperti bulu-bulu yang sangat kecil dalam hidung yang berfungsi untuk menyaring udara dan memproduksi protein untuk kesehatan hidung. Hidung yang menghirup polutan terus menerus tanpa pernah dibersihkan akan mempengaruhi fungsi hidung.
Selain polutan, alergi pun dapat menyebabkan penyakit pada hidung. Alergi dapat menyebabkan rintisan alergi, yaitu peradangan yang terjadi karena alergi.
Kampanye #cucihidungsetiaphari (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye #cucihidungsetiaphari (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
Menurut dr. S Hendradewi, Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) dari RS dr. Moewardi, Solo, jika hal ini terus-menerus dilakukan, kelak bisa menyebabkan polip. Polip itu sendiri adalah tumor jinak yang ada di hidung.
ADVERTISEMENT
Polip yang masih ringan bisa diobati hingga mengecil, namun bila terlambat diobati, maka akan menjadi rinosinusitis.
"Kalau sudah rinosinusitis yang kronik harus operasi karena jaringannya sudah rusak," kata Dewi dalam jumpa pers Kampanye Cuci Hidup Setiap Hari di Jakarta, Kamis (25/4).
Dengan mencuci hidung, selain berguna untuk mengeluarkan polusi-polusi yang terhirup oleh hidung, kegiatan ini juga dapat mengurangi munculnya alergi.
Hubungannya dengan Tenggorokan dan Telinga
Hidung dan tenggorokan memang memiliki hubungan anatomis, karena rongga hidung akan berakhir di tenggorokan. Karena itu, kesehatan dan kebersihan hidung berhubungan juga dengan tenggorokan.
Hidung yang kotor dapat menimbulkan penyakit pada tenggorokan, salah satunya adalah hipertropi (pembesaran) adenoid. Adenoid mirip seperti amandel dan sama-sama memiliki fungsi untuk menyaring kuman. Posisinya berada di belakang rongga hidung. Saat menyaring kuman ini lah pembesaran pada adenoid bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa berbahaya karena dapat menyebabkan sumbatan jalan napas, dan ini lebih berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
Selain itu, hidung kotor juga dapat menyebabkan tonsilitis atau pembesaran tonsil dan faringitis.
"Radang tenggorokan kronis otomatis tidak bisa sembuh. Kalau sudah rusak jaringannya sudah susah untuk diperbaiki lagi," jelas Dewi.
Kampanye #cucihidungsetiaphari (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye #cucihidungsetiaphari (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
Sementara telinga, terhubung dengan hidung melalui saluran yang disebut eustachius. Ketika hidung kotor atau mengalami reaksi alergi, maka hidung akan menjadi lebih sering pilek. Saat pilek ini, lendir bisa masuk ke telinga melalui eustachius dan mengakibatkan infeksi.
Infeksi akan menimbulkan rasa tidak nyaman di telinga, termasuk akan menyebabkan dengungan pada telinga. Kejadian seperti ini akan lebih sering terjadi pada balita karena bentuk eustachius mereka yang lebih datar.
ADVERTISEMENT
"Pada anak-anak cairan (lendir dari hidung) akan lebih mudah masuk. Karena itu amannya anak-anak sudah dibiasakan mencuci hidung," ungkap Dewi.
Infeksi telinga tengah yang tidak diobati dengan baik akan menjadi akut. Infeksi telinga yang sudah akut pada anak-anak bisa ditandai dengan panas tinggi bahkan kejang. Sementara pada orang dewasa akan terasa sangat nyeri.
"Kalau tidak diobati bisa menjadi menahun dan akhirnya pecah, sehingga telinga keluar air. Selama pengobatannya bagus, itu masih bisa diperbaiki. Tapi kalau pengobatannya tidak terus, maka harus dilakukan operasi untuk menutup gendang telinga," ucap Dewi.