Hidup Terlalu Lama, Pria Berusia 104 Tahun Ingin Bunuh Diri

2 Mei 2018 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
David Goodall, ilmuwan tertua berusia 104 tahun. (Foto: AFP/Handout via Exit International)
zoom-in-whitePerbesar
David Goodall, ilmuwan tertua berusia 104 tahun. (Foto: AFP/Handout via Exit International)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umur panjang ternyata tidak selalu menjadi berkah bagi seseorang. David Goodall, pria berusia 104 tahun yang merupakan ilmuwan populer asal Australia, ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak bahagia lagi.
ADVERTISEMENT
Goodall akan melakukan penerbangan terakhirnya ke Swiss untuk menjalani prosedur 'bunuh diri' atau eutanasia.
Ia sendiri tidak memiliki suatu penyakit yang membahayakan, namun kualitas hidupnya sudah sangat menurun dan hal itu membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bantuan suatu agensi di Basel, Swiss.
"Saya sangat menyesal mencapai umur ini," kata Goodall kepada ABC News pada hari ulang tahunnya yang ke-104, awal April lalu.
"Saya tidak merasa senang. Saya ingin mati. Ini sebenarnya tidak menyedihkan, yang menyedihkan itu adalah jika seseorang dilarang melakukannya (mengakhiri hidupnya)," tambahnya, seperti dikutip dari AFP.
Goodall merasa bahwa orang yang sudah berumur seperti dirinya, seharusnya memiliki hak untuk melakukan eutanasia.
David Goodall (kanan) dan temannya, Carol O'Neil. (Foto: GoFundMe)
zoom-in-whitePerbesar
David Goodall (kanan) dan temannya, Carol O'Neil. (Foto: GoFundMe)
Eutanasia sendiri masih ilegal di banyak negara, dan di tempat kelahiran Goodall pun praktik tersebut masih dilarang secara luas. Hanya negara bagian Victoria di Australia yang telah melegalisasikannya pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Tapi, legalisasi tersebut hanya berlaku pada pasien yang mengalami penyakit mematikan yang masih memiliki kemampuan berpikir yang jernih serta waktu harapan hidupnya kurang dari enam bulan.
Menurut laporan The Washington Post, dalam dua dekade terakhir, Goodall telah menjadi bagian dari Exit International, suatu organisasi non profit asal Australia yang mengadvokasikan legalisasi dari eutanasia.
Rencananya, Goodall akan pergi untuk menjalani prosedur tersebut dengan ditemani oleh seorang kawan sekaligus perawatnya ke Basel. Kini organisasi non profit tersebut tengah mengumpulkan dana untuk menerbangkan Goodall dengan penerbangan kelas bisnis ke Swiss.
Swiss sendiri sebetulnya belum melegalisasikan eutanasia, namun hukum negara tersebut juga tidak melarangnya.
Goodall tampaknya sudah tidak sabar bertemu dengan kematiannya. Ia bahkan mengatakan bahwa dirinya tidak sedih untuk meninggalkan dunia.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak menganggapnya sedih atau suram, saya menganggapnya sebagai suatu hal alami," kata Goodall.
"Seseorang harus bisa dengan bebas menggunakan sisa hidupnya seperti yang ia inginkan. Jika seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri, saya pikir orang lain tidak boleh mengganggu keputusan itu," imbuhnya.