Hipertensi Rentan Menyerang, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya

17 Februari 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hipertensi yang dapat menyerang anak muda. Foto: Dragon Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipertensi yang dapat menyerang anak muda. Foto: Dragon Images/Shutterstock
Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang termasuk dalam silent killer. Sebutan ini merujuk pada beberapa penyakit yang tidak menunjukkan gejala besar dan luput dari perhatian banyak orang, tetapi dapat menyebabkan kerusakan permanen dan merenggut nyawa.
Hasil Riset Kesehatan Dasar terakhir (2018) menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen. Bahkan, hanya ada sepertiga kasus hipertensi yang terdiagnosis, sisanya tidak.
Meski rentan menyerang orang tua, hipertensi juga bisa menyerang anak muda. Karenanya, ada banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama gaya hidup.

Penyebab Hipertensi dan Tindak Pencegahannya

1. Faktor Genetik
Salah satu penyebab hipertensi adalah genetik atau keturunan. Jika memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini, kemungkinan Anda dapat mengidapnya juga.
European Heart Journal mengungkapkan bahwa tekanan darah tinggi diwariskan pada generasi selanjutnya kemungkinannya mencapai 30 hingga 50 persen.
2. Gaya Hidup Tidak Sehat
Ilustrasi gaya hidup yang tidak sehat. Foto: Doucefleur/Shutterstock
Pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman beralkohol memberi dampak yang buruk pada tubuh. Menjauhi ketiganya sangat disarankan agar tubuh terhindar dari ancaman penyakit seperti hipertensi. Selain itu, terlalu banyak konsumsi garam atau natrium dapat memicu tekanan darah tinggi. Hindari konsumsi makanan kaleng, frozen food, makanan cepat saji, atau makanan dalam kemasan.
Batas konsumsi natrium harian adalah tidak lebih dari 2.300 mg atau sekitar satu sendok teh dalam sehari. Ganti kebiasaan makan Anda dengan memperbanyak asupan kalium, kalsium, magnesium, dan serat. Nutrisi-nutrisi ini dapat diperoleh melalui buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Jangan lupa pula untuk memperbanyak minum air putih karena kekurangan cairan dalam tubuh dapat memengaruhi jumlah garam dalam tubuh.
3. Obesitas dan Kurang Olahraga
Ilustrasi kelebihan berat badan atau obesitas. Foto: Zhang Tianle/Shutterstock
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus obesitas meningkat secara signifikan. Di Indonesia, ada sekitar 21,8 persen masyarakat yang mengalami obesitas. Bahkan, angka ini diperkirakan semakin membesar jika terus dibiarkan.
Obesitas dapat meningkatkan 2-4 kali lipat risiko hipertensi. Bahkan, ada 28 persen kasus hipertensi pada perempuan dan 26 persen pada laki-laki yang mengalami kelebihan berat badan. Jaringan lemak yang berlebih dalam tubuh seseorang yang mengalami obesitas menyebabkan resistensi pada pembuluh darah meningkat. Kondisi ini kemudian menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan tekanan darah pun meningkat.
Aktivitas fisik atau olahraga secara rutin perlu dilakukan agar darah terpompa dengan baik. Lakukan olahraga setidaknya lima kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit. Anda bisa memilih jenis olahraga yang paling disukai, misalnya bersepeda, jogging, berenang, atau bahkan jalan santai sekalipun.
4. Tidak Rutin Cek Tekanan Darah
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Foto: Me dia/Shutterstock
Banyak orang yang tidak terbiasa mengecek tekanan darahnya. Pengecekan tekanan darah hanya umum dilakukan masyarakat saat ada di pusat layanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, atau rumah sakit. Padahal, hipertensi umumnya tidak memiliki gejala khusus. Cara satu-satunya adalah dengan cek tekanan darah.
Tekanan darah dikatakan normal jika berada di bawah 120/80 mmHg, dan dikatakan tinggi apabila mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Jika Anda memiliki hasil tekanan darah antara 120-139/80-89 mmHG, tandanya Anda mengalami prehipertensi. Sangat mungkin mengalami hipertensi bila Anda sudah memasuki kondisi prehipertensi dan tidak mengontrolnya dengan baik.
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin dapat membantu Anda mendeteksi hipertensi sejak dini, mengetahui tindak pencegahan yang dapat dilakukan, dan membantu dokter mendiagnosis serta menentukan pengobatan yang tepat. Cek tekanan darah secara rutin baik dilakukan pada pukul 6 hingga 8 pagi dan pukul 5 sore hingga 8 malam. Namun sayangnya, banyak orang yang sibuk pada jam-jam ini dan tidak sempat memeriksakan tekanan darah ke pusat layanan kesehatan.
Oleh karena itu, memeriksa tekanan darah secara mandiri di rumah menjadi solusi untuk dapat terhindar dari hipertensi. Anda dapat menggunakan blood pressure monitor atau alat ukur tekanan darah seperti OMRON HEM-7156. Automatic blood pressure monitor ini mempermudah Anda mendapat pembacaan yang akurat di rumah.
Alat pemeriksaan tekanan darah OMRON HEM-7156. Foto: Dok. Omron
OMRON HEM-7156 dirancang untuk pemantauan tekanan darah di rumah yang mudah. Dengan akurasi IntelliWrap™ 360°, perangkat ini memungkinkan pengguna mendapatkan pembacaan yang akurat dengan mudah terlepas dari bagaimana manset dikenakan. Teknologi Monitor IntelliSense™ yang canggih akan memompa manset hingga ke level yang paling tepat pada setiap penggunaan, serta menciptakan kenyamanan dalam setiap aktivitas pengukuran tekanan darah.
Ukuran manset IntelliWrap™ yang dimiliki OMRON HEM-7156 bersifat fit cuff, membuat pemakaiannya sangat pas dan aman. Manset ini dapat digunakan untuk lengan dengan ukuran 22–42 cm. Tanpa bantuan siapa pun, Anda dapat menggunakan pengukur tekanan darah ini dengan satu tangan saja. Alat ini bahkan dapat digunakan untuk lansia secara mandiri.
Tak hanya memberi informasi tekanan darah, OMRON HEM-7156 juga dapat membantu mendeteksi detak jantung. Setelah pemakaian, alat ini dapat menyimpan 60 hasil pengukuran tekanan darah dan memberikan rata-rata untuk tiga pembacaan terakhir dalam sepuluh menit.
Monitor tekanan darah OMRON HEM-7156 ini juga 100 persen tervalidasi secara klinis dan memenuhi standar akurasi pengukuran dari organisasi tepercaya seperti AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrumentation) atau ESH (European Society of Hypertension).
Anda bisa membeli produk OMRON ini di toko alat kesehatan dan apotek terdekat seperti, distributor atau dealer OMRON, dan e-commerce favorit Anda. Untuk Informasi selengkapnya silakan cek di sini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan OMRON.