Ikan Ini Simpan Rahasia Evolusi Nenek Moyang Manusia untuk Hidup di Darat

7 Mei 2023 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Giant Mudskipper (Periophthalmodon schlosseri). Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Giant Mudskipper (Periophthalmodon schlosseri). Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Sebuah studi menyebut bahwa seekor ikan yang matanya bisa berkedip, menyimpan rahasia bagaimana hewan purba berevolusi, mengembangkan kemampuannya untuk bisa hidup di darat.
ADVERTISEMENT
Ikan gelodok (tembakul) atau mudskipper adalah satu-satunya ikan yang bisa berkedip. Mereka merupakan subfamili ikan yang hidup di darat dan air. Kemampuan berkedip dan hidup di dua alam ini mereka kembangkan secara mandiri, sama seperti nenek moyang manusia–sebuah konsep yang dikenal sebagai evolusi konvergen.
Para ilmuwan berpikir, kedipan berevolusi pada hewan darat ketika mereka melakukan transisi dari lautan sekitar 375 juta tahun lalu. Artinya, mempelajari evolusi konvergen dari ikan gelodok bisa memberikan petunjuk tentang bagaimana nenek moyang manusia pertama kali sampai ke darat.
Hewan berkedip karena berbagai alasan,” ujar Thomas Stewart, rekan penulis studi yang merupakan asisten profesor biologi di Penn State sebagaimana dikutip Live Science. “Berkedip membuat mata kita tetap basah dan bersih, membantu kita melindungi mata dari cedera. Kita bahkan menggunakan berkedip untuk berkomunikasi.”
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Stewart bilang, mempelajari bagaimana perilaku berkedip pertama kali berevolusi merupakan tantangan besar untuk para peneliti. Sebab, perubahan anatomi yang memungkinkan makhluk berkedip sebagian besar terjadi pada jaringan lunak yang tidak terawetkan dengan baik di catatan fosil.
"Mudskipper, yang mengembangkan perilaku kedipannya secara mandiri, memberi kita kesempatan untuk menguji bagaimana dan mengapa kedipan mungkin berevolusi pada ikan hidup yang secara teratur meninggalkan air untuk menghabiskan waktu di darat," ujarnya.
Studi yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Science menjelaskan, untuk mempelajari kedipan ikan gelodok para peneliti memasukan ikan-ikan itu ke dalam tangki dan memantau gerakannya dengan kamera berkecepatan tinggi.
Di alam liar, ikan gelodok biasanya hidup di sekitar kolam air pasang. Saat tidak berenang, mereka akan berjalan melintasi daratan mennggunakan siripnya.
ADVERTISEMENT
Dalam studi kali ini, para peneliti mencoba memantau kapan ikan gelodok mulai berkedip. Hasilnya, saat gelodok ada di dalam air ikan ini dipastikan hampir tidak berkedip sama sekali. Namun ketika berada di darat, mereka mulai melakukan kedipan.
Peneliti kemudian meningkatkan aliran udara dan laju penguapan di dalam tangki tersebut. Gelodok ternyata menjadi lebih sering berkedip. Ini pertanda bahwa ikan berkedip untuk menghilangkan kotoran dari mata mereka.
Ilustrasi anak menutup mata. Foto: Shutter Stock
"Yang luar biasa adalah bahwa mereka dapat menggunakan kedipan untuk membasahi matanya, meskipun ikan ini belum mengembangkan kelenjar atau saluran air mata. Sementara air mata kita dibuat oleh kelenjar di sekitar mata kita dan di kelopak mata kita, ikan gelodok tampaknya mencampur lendir dari kulit dengan air dari lingkungannya untuk menghasilkan air mata."
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, untuk memahami bagaimana ikan aneh ini mengembangkan kemampuannya untuk bisa berkedip dan mendapatkan petunjuk tentang bagaimana nenek moyang manusia melakukan kemampuan yang sama, para peneliti membandingkan anatomi ikan gelodok dengan kerabat dekat mereka yang tidak bisa berkedip.
Mereka menemukan bahwa mata ikan gelodok telah berevolusi untuk beristirahat di atas soket yang ditutupi selaput elastis disebut cawan dermal, di mana matanya bisa masuk ke dalam cawan tersebut untuk melakukan kedipan. Ini sama dengan apa yang dilakukan manusia.
"Peralihan kehidupan di darat membutuhkan banyak perubahan anatomi, termasuk perubahan untuk makan, bergerak, dan menghirup udara," kata Stewart.
"Berdasarkan fakta bahwa kedipan mudskipper yang berevolusi sepenuhnya secara independen dari nenek moyang kita, memiliki banyak fungsi yang sama dengan kedipan dalam garis keturunan kita sendiri, kami berpikir bahwa itu mungkin bagian dari rangkaian sifat yang berevolusi ketika tetrapoda beradaptasi untuk hidup di darat."
ADVERTISEMENT