Ikan Mola-mola Raksasa Seberat 3 Ton Ditemukan, Cetak Rekor Dunia

Bangkai ikan mola-mola raksasa. Foto: Youtube/Atlantic Naturalist

Seekor ikan mola-mola raksasa ditemukan di lepas pantai Pulau Faial, Azores, wilayah otonomi Portugal di Samudra Atlantik Utara. Bobotnya mencapai 3 ton, mencatatkan rekor sebagai ikan bertulang terberat di dunia.

Hewan laut yang dikenal dengan nama latin (Mola alexandrini) itu ditemukan mengapung tak bernyawa pada 9 Desember 2021. Menurut Atlantic Naturalist Association, organisasi konservasi dan penelitian nirlaba yang berbasis di Pulau Faial, otoritas setempat telah mengambil bangkai ikan tersebut dan membawanya ke pelabuhan untuk diteliti.

Peneliti melakukan nekropsi pada ikan mola-mola raksasa tersebut, sekaligus menganalisis isi perut dan mengambil sampel DNA-nya. Hasil risetnya kemudian terbit di Journal of Fish Biology pada Selasa (11/10) lalu.

Para peneliti dari Atlantic Naturalist Association bersama bangkai ikan mola-mola raksasa. Foto: Youtube/Atlantic Naturalist

Ikan raksasa ini tercatat memiliki tinggi sekitar 3,6 meter, panjang sekitar 3,5 meter. Beratnya sendiri adalah 2.744 kilogram atau sekitar 3 ton.

Bobot tersebut membawa Mola alexandrini mencatat rekor baru. Sebelumnya, rekor dunia untuk ikan bertulang terberat dipegang oleh ikan mola-mola raksasa yang ditangkap di Jepang pada 1996 yang beratnya sekitar 2.300 kilogram, menurut Guinness World Records.

Kenapa ikan mola-mola disebut sunfish?

Nama sunfish, mola-mola, sendiri diberikan bukan karena bentuk tubuhnya yang melingkar seperti Matahari, melainkan hobinya berjemur di permukaan laut di bawah sinar Matahari langsung. Ilmuwan meyakini perilaku itu merupakan cara si ikan untuk ‘memanaskan’ kembali tubuhnya setelah lama menyelam ke perairan yang dingin dan gelap untuk mencari makanan.

Mola-mola raksasa Mola alexandrini sebelumnya telah salah diklasifikasikan sebagai individu yang luar biasa besar dari sunfish laut pada umumnya. Riset di di jurnal Ichthyological Research kemudian memasukkan M. alexandrini sebagai spesies unik pada 2018.