Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ikan pari Jawa masuk daftar merah sejak 2006. Kondisi ini terus berlanjut hingga 2021 dan puncaknya pada tahun ini, 2023 spesies telah dinyatakan punah.
Ikan ini awalnya ditemukan pada tahun 1862. Ia berjenis kelamin betina dan ditemukan pertama kali di pasar ikan di kawasan Jakarta. Sebaran dan habitat keseluruhan spesies ini tidak diketahui secara pasti.
Sejak itu upaya survei besar-besaran di Indonesia, khususnya sejak tahun 2001 dilakukan. Namun upaya itu gagal dan peneliti sangat kesulitan menemukan spesimen ini lebih lanjut.
Dilansir IUCN, spesies ini berukuran kecil dan diasumsikan memiliki wilayah jelajah terbatas di Laut Jawa. Berbeda dengan ikan pari yang ukurannya besar pada umumnya, spesies ini memiliki panjang hanya sekitar 33,8 cm.
ADVERTISEMENT
“Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak diatur kemungkinan besar merupakan ancaman utama yang mengakibatkan berkurangnya populasi ikan pari Jawa, seiring dengan menurunnya hasil tangkapan ikan di pesisir pada tahun 1870-an,” tulis IUCN di situsnya.
IUCN mencatat, hasil tangkapan di pantai utara Jawa pada tahun 1940 turun hingga hampir setengah dari tangkapan tahunan pada tahun 1860an. Di samping itu, pesisir utara Jawa, khususnya Teluk Jakarta, merupakan kawasan industri yang pesat, dan hilangnya serta degradasi habitat yang luas ini juga mungkin berdampak pada spesies ikan pari Jawa.
“Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak diatur kemungkinan besar merupakan ancaman utama yang mengakibatkan berkurangnya populasi ikan pari Jawa, dengan hasil tangkapan ikan pesisir di Laut Jawa sudah menurun pada tahun 1870-an,” kata ahli biologi konservasi Universitas Charles Darwin, Julia Constance dilansir Science Alert.
ADVERTISEMENT
“Pesisir utara Jawa, khususnya Teluk Jakarta di mana spesies ini diketahui terdapat, juga merupakan wilayah industri besar, dengan hilangnya dan degradasi habitat dalam jangka panjang dan ekstensif. Dampak ini cukup parah hingga menyebabkan kepunahan spesies ini.”
Selain itu, habitat pesisir yang kemungkinan dimanfaatkan oleh ikan ini juga telah digantikan dengan kolam budidaya sejak awal tahun 1900-an.
Ikan ini kemungkinan besar mempunyai ketahanan yang terbatas terhadap eksploitasi berlebihan. Ini bisa dibuktikan dengan penurunan potensi reproduksi di wilayah penangkapan ikan, bahkan jika ikan dilepaskan hidup-hidup setelah ditangkap (White et al. 2001, Kyne et al. 2016).