Ilmuwan Bikin Alat Penerjemah Babi: Biar Paham saat Gembira dan Sedih

10 Maret 2022 15:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para ilmuwan telah berhasil menciptakan alat penerjemah babi. Perangkat tersebut diharapkan dapat membantu peternak meningkatkan kesejahteraan babi lewat kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Sebagian peternak menyadari bahwa kesehatan mental hewan penting untuk kesejahteraan mereka. Namun, upaya kesejahteraan hewan saat ini hanya berfokus pada kesehatan fisik semata dan bukan kesehatan mental.
Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, sekelompok ilmuwan Eropa baru-baru ini memperkenalkan alat penerjemah babi supaya peternak dapat mengetahui perasaan babi dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Alat penerjemah berbasis kecerdasan buatan (AI) ini akan mengubah suara menguik dari babi menjadi emosi seperti gembira atau sedih.
“Kami telah melatih algoritma untuk memecahkan kode gerutuan babi,” kata penulis utama studi sekaligus pakar komunikasi hewan di University of Copenhagen, Elodie Briefer, kepada The Guardian.
Dalam laporannya di jurnal Scientific Reports, para peneliti menjelaskan bagaimana mereka menggunakan AI untuk menganalisis tanda akustik dari 7.414 suara babi yang direkam dari lebih dari 400 hewan. Sebagian besar rekaman berasal dari peternakan, sedangkan sisanya berasal dari kandang eksperimental di mana babi diberi mainan, makanan, dan benda asing untuk mereka jelajahi.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan kemudian menggunakan algoritma untuk membedakan suara babi yang terkait dengan emosi positif dan emosi negatif. Para peneliti menemukan bahwa suara bernada tinggi menandakan perasaan babi berada dalam situasi negatif. Sementara itu, dengkuran dan nguikan pendek pada umumnya merupakan tanda perasaan babi dalam situasi negatif.
Ilustrasi babi di peternakan. Foto: AFP/Ina Fassbender
Suara babi yang sedang bahagia ditemukan saat para babi bermain dengan teman mereka, menyusu kepada ibu mereka, hingga berlarian dan berkumpul dengan keluarga. Adapun suara yang menandakan perasaan negatif muncul ketika babi sedang berkelahi, dikebiri dan menunggu di rumah potong hewan.
“Ada perbedaan yang jelas dalam panggilan babi ketika kita melihat situasi positif dan negatif,” kata Briefer.
“Dalam situasi positif, panggilan jauh lebih pendek, dengan fluktuasi kecil dalam amplitudo. Dengusan, lebih khusus, mulai tinggi dan secara bertahap menjadi lebih rendah dalam frekuensi,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Briefer menyebut bahwa dengan lebih banyak rekaman, alat penerjemah babi mungkin dapat belajar membedakan kumpulan emosi yang lebih luas dan menjelaskan kesejahteraan mental hewan lain. Briefer dan rekan-rekannya percaya bahwa alat penerjemah hewan mereka dapat membuka jalan bagi sistem otomatis baru di industri peternakan yang memantau suara di peternakan guna menilai kesejahteraan psikologis hewan.