Ilmuwan China Ciptakan Virus Mutan Ebola, Efek Infeksinya Mengerikan

9 Mei 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ilmuwan China telah merekayasa virus mengandung Ebola di laboratorium. Hasilnya, virus tersebut bisa menimbulkan gejala mengerikan saat menginfeksi dan membunuh hamster.
ADVERTISEMENT
Virus mutan Ebola ini diciptakan oleh para peneliti di Hebei Medical University. Awalnya mereka menggunakan penyakit menular di hewan ternak dan menambahkan protein yang ditemukan di Ebola. Ini memungkinkan virus menginfeksi sel dan menyebar ke seluruh tubuh.
Virus hasil eksperimen itu kemudian disuntikkan pada lima hamster betina dan lima hamster jantan yang semuanya berumur tiga minggu. Virus tersebut ternyata menyebabkan penyakit sistemik parah. Semua hamster betina menunjukkan penurunan suhu dan berat badan hingga 18 persen, dan semuanya mati antara dua hingga tiga hari kemudian.
Sementara lima hamster jantan kehilangan 15 persen berat badannya, dan tiga hamster mati lebih dari tiga hari kemudian. Ada dua hamster jantan yang selamat dan mengalami kenaikan berat badan 20 persen lebih besar dibanding sebelum dia terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Tim lalu mengambil organ hewan yang mati dan menemukan virus terakumulasi di jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal, lambung, usus, dan jaringan otak. Kadar tertinggi ditemukan di hati, dan terendah di otak.
Peternak menunjukkan hamster putih Rusia (Phodopus sungorus) yang dibudidayakan di Joyo Hamster, Malang, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Dilansir Daily Mail, peneliti bilang apa yang diamati pada hamster serupa dengan apa yang teramati pada orang yang terinfeksi Ebola, di mana pasien biasanya mengalami kegagalan multi-organ. Salah satu gejala mengerikan yang diderita hamster yakni keluarnya cairan di mata. Ini membuat penglihatan hamster terganggu dan menyebabkan keropeng di permukaan bola mata.
Peneliti menyimpulkan, hamster yang terinfeksi menunjukkan gejala awal yang cepat, syok hati, infeksi sistemik, dan mengembangkan penyakit parah serupa dengan yang diamati pada pasien Ebola pada manusia.
Mereka juga mencatat bahwa percobaan tersebut memberikan evaluasi praklinis yang cepat terhadap tindakan medis pasien Ebola, sehingga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang virus mematikan ini, dan pengembangan strategi pengobatan yang efektif.
ADVERTISEMENT
Meski uji coba ini memicu kekhawatiran akan terjadinya kebocoran di laboratorium, peneliti bilang mereka hanya ingin menemukan model hewan yang tepat yang secara aman bisa meniru gejala Ebola di laboratorium. Dan studi menunjukkan, hamster adalah hewan yang layak menjadi model infeksi Ebola untuk mempelajari penyebaran dan pengobatan penyakit tersebut di masa depan.
Tak seperti virus Ebola asli, virus yang digunakan dalam uji coba ini juga tidak memerlukan laboratorium khusus dengan keamanan tinggi. Sebab para ilmuwan menggunakan virus berbeda yang disebut vesicular stomatitis virus (VSV), virus yang direkayasa untuk membawa bagian dari virus Ebola disebut glikoprotein (GP) yang berperan penting dalam membantu virus masuk menginfeksi sel inangnya.