Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Ilmuwan Ciptakan Tikus Berbulu Mammoth Hasil Rekayasa Genetik
7 Maret 2025 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ilmuwan sukses menciptakan tikus berbulu hasil rekayasa genetik. Bulu tebal yang tumbuh memenuhi sekujur tubuh tikus mirip dengan rambut yang menjaga mammoth berbulu tetap hangat selama Zaman Es terakhir.
ADVERTISEMENT
Tikus berbulu itu diciptakan oleh perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences. Mereka merilis foto penampakkan hewan tersebut pada Selasa (4/3).
Untuk menciptakan tikus berbulu, para peneliti memodifikasi tujuh gen hewan pengerat, enam di antaranya terkait dengan tekstur, panjang, dan warna bulu. Para ilmuwan memilih gen-gen ini dengan menyeleksi urutan DNA yang mengendalikan pertumbuhan rambut pada tikus dan memiliki hubungan evolusi dengan urutan yang menyebabkan mammoth berbulu memiliki rambut lebat.
“Kami belum mengambil gen mammoth dan memasukkannya ke tikus,” kata Beth Shapiro, ahli biologi evolusi dan kepala sains di Colossal, mengutip Live Science. “kami mencari varian gen yang kami anggap berguna pada mammoth dan kemudian menciptakan tikus yang memiliki banyak suntingan ini secara bersamaan.”
ADVERTISEMENT
Sebagian besar suntingan mematikan gen yang biasanya aktif pada tikus. Misalnya, para ilmuwan memblokir gen disebut FGF-5 yang mengatur panjang rambut, sehingga menghasilkan tikus dengan bulu yang tiga kali lebih panjang daripada tikus biasa.
Tim juga memberikan tikus mutasi yang ada di mammoth berbulu, menghasilkan bulu lebih bergelombang daripada tikus normal. Mereka menggunakan tiga teknik rekayasa genetik untuk menambah penyuntingan ke dalam satu organisme.
“Ini jelas merupakan bukti bahwa Anda dapat menggabungkan beberapa mutasi ke dalam seekor tikus dan membuat rambutnya tampak seperti rambut mammoth,” kata Vincent Lynch, ahli biologi evolusi dan profesor madya di University of Buffalo yang tidak terlibat dalam penelitian di Colossal.
Ilmuwan Colossal juga berfokus pada gen yang mengatur metabolisme lemak dan penyerapan asam lemak pada tikus. Mammoth berbulu dapat berkembang biak di suhu dingin berkat timbunan lemak di bawah kulitnya. Jadi tim mencoba memberikan timbunan yang sama pada tikus dengan mengedit urutan DNA-nya.
ADVERTISEMENT
Namun, masih belum jelas apakah tikus berbulu yang dimodifikasi secara genetik ini memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap lingkungan dingin dibandingkan tikus biasa. Para ilmuwan Colossal akan mengujinya dalam beberapa bulan mendatang. ‘
Yang pasti, dalam penelitian ini tim berhasil menciptakan tikus dengan bulu tebal seperti mammoth. Hewan pengerat yang menggemaskan ini menandai tonggak sejarah dalam proyek Colossal untuk membangkitkan mammoth berbulu dari kepunahan pada 2028 mendatang.
“Kami baru saja memulai penelitian ini pada tikus pada September 2024,” kata Ben Lamm, salah satu pendiri dan CEO Colossal. “Kami tidak tahu mereka akan selucu ini.”
Ilmuwan berencana untuk membangkitkan mammoth berbulu (Mammuthus primigenius) dari kepunahan dengan mengedit sel kerabat terdekat mammoth yang masih hidup, gajah Asia (Elephas maximus), untuk menciptakan embrio hibrida gajah-mammoth dengan rambut lebat dan ciri-ciri mammoth lainnya. Namun, sebelum para peneliti mulai bekerja dengan gajah, mereka harus menguji rekayasa gen pada tikus, yang mudah dipelihara dan lebih cepat dibiakkan.
ADVERTISEMENT
Periode kehamilan singkat inilah yang memungkinkan para peneliti untuk merancang dan mengkloning tikus berbulu dalam waktu enam bulan. Para ilmuwan Colossal mendeskripsikan hasil penelitiannya dalam data pracetak BioRxiv pada Selasa (4/3) dan belum ditinjau oleh sejawat.