Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ilmuwan Kembangkan Obat ‘KB’ Buat Pria, Tak Ganggu Libido dan Testosteron
1 Maret 2024 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti tengah mengembangkan kontrasepsi non-hormonal buat para pria. Temuan ini diklaim aman dan tak mengganggu libido dan hormon testosteron pria yang menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Obat kontrasepsi ini tengah dalam tahap uji coba pada tikus. Jika berhasil, alat pencegah kehamilan tersebut selanjutnya akan diuji klinis pada manusia. Para ilmuwan yakin pendekatan yang mereka lakukan ini begitu menjanjikan.
Kontrasepsi pria ini berbentuk HDAC (histone deacetylase). Ia bekerja menyasar protein kompleks yang mengatur ekspresi gen saat produksi sperma.
Percobaan mereka menunjukkan, bahwa obat ini menghambat kesuburan tikus untuk sementara waktu. Namun yang paling penting, gairah seks para tikus tidak terpengaruh.
Kadar testosteron tikus uji coba juga tetap sama. Kesuburan hewan tersebut kembali 60 hari setelah menyetop penggunaan obat tersebut.
“Sebagian besar obat KB pria eksperimental menggunakan pendekatan (keras) untuk menghalangi produksi sperma, namun obat kami jauh lebih halus,” kata Profesor Ronald Evans, penulis studi senior dari Gene Expression Laboratory di Salk Institute for Biological Studies, dilansir IFL Science.
ADVERTISEMENT
“Hal ini menjadikannya pendekatan terapeutik yang menjanjikan yang kami harap dapat segera dikembangkan untuk uji klinis pada manusia.”
Kontrasepsi yang dikembangkan para peneliti, ini menyasar asam retinoat. Ini merupakan nutrisi pemberi sinyal bagi sel induk sperma di testis untuk berubah menjadi sperma.
Pendekatan yang telah dieksplorasi sebelumnya hanya memblokir asam retinoat atau reseptornya untuk membunuh produksi sperma. Namun, hal ini dapat menyebabkan berbagai efek samping karena asam retinoat diperlukan untuk banyak fungsi tubuh.
Sebaliknya, terapi baru ini menggunakan obat penghambat (HDAC). Obat ini bekerja memutus siklus produksi sperma dengan sedikit efek samping pada fungsi tubuh lain.
“Ketika kita menambahkan obat tersebut, sel induk menjadi tidak sinkron dengan asam retinoat, dan produksi sperma terhenti, namun segera setelah kita menghilangkan obat tersebut, sel induk dapat membangun kembali koordinasinya dengan asam retinoat dan produksi sperma. akan mulai lagi,” jelas rekan penulis Michael Downes, staf ilmuwan senior di laboratorium Evans.
ADVERTISEMENT
Tak dipungkiri saat ini kontrasepsi memang identik digunakan pada wanita. Seiring perkembangan, ternyata permintaan obat KB pada pria mulai bermunculan.
Studi baru ini telah terbut di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul ‘Targeting nuclear receptor corepressors for reversible male contraception.’