Ilmuwan Klaim Makhluk Campuran Manusia-Simpanse Pernah Lahir di Lab AS

1 Februari 2018 13:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga simpanse. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga simpanse. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang ilmuwan ternama di Amerika Serikat, Gordon G. Gallup, Jr. mengklaim bahwa peneliti di Florida pernah berhasil menciptakan makhluk hibrida antara manusia dan simpanse yang disebut ‘humanzee’.
ADVERTISEMENT
Ia mengklaim makhluk tersebut diciptakan di Florida pada tahun 1920-an dan penelitian ini menjadi sebuah kontroversi.
Gallup sendiri merupakan seorang psikolog evolusi. Ia yang mendapatkan ketenaran berkat eksperimen ‘self recognition’-nya di tahun 1970-an mengatakan dirinya diberitahu oleh dosennya bahwa makhluk tersebut lahir di laboratorium penelitian hewan tempat dulu ia bekerja.
“Salah satu kasus yang paling menarik terjadi tahun 1920-an di pusat penelitian primata pertama di AS yang terletak di Orange Park, Florida,” kata Gallup dilansir The Sun.
Mereka memasukkan sperma manusia kepada seekor simpanse betina dan mengklaim tidak hanya berhasil menghamili simpanse itu, namun kehamilan tersebut berjalan dengan baik hingga simpanse itu melahirkan.
“Setelah beberapa saat, para peneliti mulai memikirkan nilai moral dan etik pada penelitian ini. Karena itu, bayi itu kemudian dieutanasia (nyawanya dicabut dengan cara yang dianggap tak menimbulkan rasa sakit),” kata Gallup kepada The Sun.
ADVERTISEMENT
“Menurut dosen saya, hal tersebut nyata. Dan ia seorang ilmuwan ternama.”
Menguji Pernyataan Gallup
Apakah kabar ini benar? Sampai saat ini, pernyataan Gallup belum bisa dibantah. Namun cerita tersebut memiliki banyak kejanggalan sehingga terdengar meragukan.
Kejanggalan pertama adalah waktu kejadiannya. Institusi yang disebut Gallup, Yerkes National Primate Research Center baru dibuka pada tahun 1930, bukan 1920-an.
Penemunya, psikolog dan primatolog Robert Yerkes, adalah tokoh yang kontroversial di kalangan para ilmuwan. Ia mendukung penelitian eugenika, penelitian yang mendukung pembasmian terhadap manusia yang dianggap memiliki penyakit dan hanya membiarkan orang yang memiliki gen yang baik untuk hidup. Ia juga memiliki ketertarikan terhadap primata.
Robert M. Yerkes (Foto: Yerkes National Primate Research Center)
zoom-in-whitePerbesar
Robert M. Yerkes (Foto: Yerkes National Primate Research Center)
Sebelumnya, Yerkes National Pimate Research Centre bernama Yale Laboratories of Primate Biology dan Anthopoid Breeding and Experiment Station. Kedua lab ini mungkin merupakan lab yang dimaksud oleh Gallup.
ADVERTISEMENT
Meski Gallup sendiri tidak pernah menyebutkan dosen mana yang menceritakan kisah ini, ini bukan pertama kalinya masalah humanzee dibahas.
Pada tahun 2009, Gallup mengatakan ia pernah melihat hal proses kelahiran humanzee. Tapi kemudian ia menarik pernyataan tersebut.
Kita tidak tahu apakah cerita Gallup akurat. Namun, bukan pertama kalinya ilmuwan mengklaim adanya kemungkinan pasangan manusia dan kera bisa memiliki keturunan.
Riwayat Penelitian Humanzee di Dunia
Peneliti di Uni Soviet dan China pernah mencoba eksperimen ini. Seorang ahli biologi Rusia, Ilya Ivanovich Ivanov pernah mencoba menghamili seekor simpanse dengan sperma manusia pada tahun 1920, namun gagal.
Eksperimen yang melibatkan manusia perempuan dan orang utan pun gagal karena sperma yang didonorkan dari orang utan itu sudah dalam keadaan mati.
Orang Utan. (Foto: Instagram @heytuta)
zoom-in-whitePerbesar
Orang Utan. (Foto: Instagram @heytuta)
Pada tahun 1960-an, percobaan seperti ini juga dilakukan di China, namun kembali gagal.
ADVERTISEMENT
Jadi, selama ini sosok humanzee, keturunan dari manusia dan simpanse, belum pernah ada dan dapat dibuktikan.
Pernah ada seekor simpanse bernama Oliver yang sebelumnya dicurigai sebagai humanzee karena memiliki penampilan seperti manusia dan mampu berjalan tegak. Simpanse yang dibawa ke Amerika dari Afrika kemudian dites secara genetik.
Dari hasil tes genetik, ia ternyata hanya seekor simpanse biasa.