Ilmuwan: Mars Pernah Punya Air yang Rasanya Mirip Kuah Ramen

30 Oktober 2019 10:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Planet Mars Foto: AlexAntropov86/ Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Planet Mars Foto: AlexAntropov86/ Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang ilmuwan Jepang menyebut bahwa Mars pernah memiliki kandungan air yang rasanya mirip dengan kuah ramen yang asin. Hal ini ia katakan setelah berhasil membuat air yang kandungannya dipercaya mirip dengan yang ada di Mars miliaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications pada Jumat 25 Oktober 2019 lalu, tim peneliti Jepang mengklaim telah berhasil membuat air yang kandungannya mirip dengan yang ada di Mars 3,5 miliar tahun silam. Menurut peneliti, kandungan garam dan mineral pada air itu memberikan kondisi yang mendukung munculnya kehidupan di Mars.
Para peneliti meyakini bahwa air dengan kandungan serupa pernah ada di daerah bernama Gale Crater yang terletak dekat dari garis ekuator Planet Merah itu. Mereka berhasil mereplikasi air itu dengan menggunakan data sedimen yang dikumpulkan robot penjelajah Curiosity.
Saat menganalisis data itu, tim peneliti menggunakan sebuah teknik yang biasa digunakan untuk penelitian pengolahan limbah nuklir. Mereka menemukan bahwa kandungan garam pada air di Mars itu sekitar sepertiga tingkat garam pada air laut di Bumi.
Ramen. Foto: tbralnina/ Thinkstock
“Rasa air itu mungkin seperti sup miso dan kuah mi ramen,” ujar Yasuhito Sekine, profesor di Tokyo Institute of Technology sekaligus anggota tim peneliti, dilansir Japan Times.
ADVERTISEMENT
Sekine menambahkan, bahwa air itu juga kaya akan mineral seperti magnesium. Tim peneliti meyakini bahwa konsentrasi garam bisa naik ke level tersebut karena air di Gale Crater perlahan-lahan menguap dalam periode 1 juta tahun.
Keisuke Fukushi, profesor di Kanazawa University sekaligus anggota tim peneliti, berharap teknik yang digunakan dalam penelitian ini akan membuka jalan untuk mempelajari apakah lingkungan yang bisa mendukung kehidupan pernah ada di Mars. Ia menambahkan bahwa dengan mempelajari hal itu, kita bisa mengetahui kapan dan bagaimana lingkungan itu bisa hilang dari Mars.