Mengapa Gunung Tidak Terus Bertambah Tinggi?

21 Oktober 2019 19:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bila kamu pernah membayangkan sebuah planet di mana gunung-gunungnya tumbuh begitu tinggi hingga menembus atmosfer dan menyulitkan penerbangan pesawat, maka pastinya bukanlah Bumi yang kita huni saat ini. Ya, planet semacam ini memang ada di suatu tempat lain di alam semesta.
ADVERTISEMENT
Tapi di Bumi, gunung tidak bisa tumbuh jauh lebih tinggi dari Gunung Everest, yang menjulang 8.840 meter di atas permukaan laut.
Kenapa demikian? Apa yang menghentikan pertumbuhan gunung di Bumi?
Menurut Nadine McQuarrie, seorang profesor di departemen geologi dan ilmu lingkungan di Universitas Pittsburgh, ada dua faktor utama yang membatasi pertumbuhan gunung di Bumi. Dua hal yang membuat gunung lainnya kesulitan mengalahkan tinggi dari Everest.
Faktor gravitasi
Kebanyakan gunung di Bumi terbentuk oleh pergerakan lapisan dasar yang disebut lempeng tektonik. Berdasarkan teori pembentukan gunung oleh lempeng tektonik, kerak Bumi digambarkan bersifat aktif dan dinamis, juga lempeng Bumi dibagi menjadi potongan-potongan besar yang bergerak seiring dengan waktu. Ketika dua lempeng bertabrakan, hasil tumbukannya membuat material dari ujung yang bersentuhan untuk bergerak ke atas.
Suasana di Gunung Everest Foto: AFP/PRAKASH MATHEMA
Menurut McQuarrie, lempeng ini akan terus-menerus saling mendorong hingga memunculkan gunung-gunung. Kemudian, gunung-gunung ini tumbuh semakin tinggi hingga terlalu sulit untuk melawan gravitasi.
ADVERTISEMENT
Di beberapa titik, gravitasi membuat gunung menjadi terlalu berat, dan massa gunung menghentikan pertumbuhan ke atas. Pada tahap inilah lempeng yang bertabrakan tak mampu mendorong lebih tinggi. Inilah gambaran bagaimana pegunungan Himalaya di Asia, yang meliputi Gunung Everest, bisa terbentuk.
Meskipun gunung juga bisa terbentuk dengan cara selain dorongan lempeng tektonik, seperti gunung-gunung vulkanik yang ada di Kepulauan Hawaii yang terbentuk karena tumpukan kerak dan batuan cair hasil letusan, gravitasi akan tetap menghentikan pertumbuhannya. Tidak peduli bagaimanapun cara gunung terbentuk, pada akhirnya akan menjadi terlalu berat dan menyerah pada gravitasi.
Indahnya Desa Turtuk yang dialiri Sungai Shyok dan dibatasi Pegunungan Karakoram Foto: Shutter Stock
Dengan kata lain, hanya jika Bumi memiliki gravitasi lebih sedikit maka gunung-gunungnya bisa tumbuh lebih tinggi. Dan kondisi inilah yang terjadi di Mars, di mana gunung tumbuh jauh lebih tinggi daripada di planet kita. Olympus Mons Mars, misalnya, merupakan gunung berapi tertinggi di tata surya, yang tingginya mencapai 25.000 meter, hampir tiga kali lebih tinggi dari Gunung Everest.
ADVERTISEMENT
Selain karena memiliki gravitasi yang rendah, tingkat letusan di Mars juga terhitung tinggi. Aliran lava gunung terus berlanjut secara konsisten di Mars. Dan tanpa kerak bumi yang bergerak, lava senantiasa menumpuk menjadi satu gunung berapi besar di Mars.
Planet Mars Foto: AlexAntropov86/ Pixabay
Pengaruh Sungai
Sekilas, sungai membuat gunung tampak lebih tinggi. Keberadaannya mengukir tepian gunung dan mengikis material, hingga menciptakan celah yang dalam atau jurang di dekat pangkalan gunung. Akan tetapi, jika dilihat lebih detail dengan mengikuti saran dari McQuarrie, kita akan sadar bahwa semua puncak yang sangat tinggi, indah, dan dramatis, ini sebenarnya sedikit lebih rendah daripada dataran tinggi itu sendiri, yang mencakup seluruh area pegunungan.
Selain itu, karena sungai mengikis material, saluran airnya dapat menciptakan jurang yang terlalu curam. Hal ini dapat memicu tanah longsor, membawa material jauh dari gunung. Dan ini semua berarti sungai juga sebetulnya telah membatasi pertumbuhan gunung.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di tempat berbeda, gunung bawah laut juga tak mampu melepaskan diri dari batasan gravitasi dan tanah longsor. Hanya saja, gunung-gunung di bawah laut ini cukup beruntung, karena bisa tumbuh jauh lebih tinggi daripada pegunungan di darat. Penyebabnya ialah air dengan kepadatan lebih tinggi ternyata membantu perlawanan gunung terhadap gravitasi.
"Air memberikan dukungan lateral ke sisi-sisi pegunungan di bawah laut ini sehingga memungkinkan mereka untuk menjadi lebih tinggi," kata McQuarrie.