Ilmuwan Temukan Beruang Purba yang Punah Sejak Zaman Es, Organnya Masih Utuh

17 September 2020 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beruang Gua yang Mati 30 Ribu Tahun Lalu.
 Foto: North-Eastern Federal University via AP
zoom-in-whitePerbesar
Beruang Gua yang Mati 30 Ribu Tahun Lalu. Foto: North-Eastern Federal University via AP
ADVERTISEMENT
Ilmuwan berhasil menemukan seekor beruang gua yang dipercaya telah punah sejak 30 ribu tahun lalu. Penemuan luar biasa ini terjadi di pegunungan Siberia yang memiliki temperatur lingkungan mendekati 0 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini sangat menakjubkan karena beruang tersebut terawat dengan sangat sempurna. Beruang itu ditemukan terkubur di bawah permafrost dengan bagian muka, gigi, hingga organ dalam yang masih utuh.
Beruang dengan spesies Ursus Spelaeus ini diyakini mati sekitar 22 ribu hingga 40 ribu tahun yang lalu. Spesiesnya dipercaya telah punah sejak akhir Zaman Es, 15 ribu tahun silam.
“Ini adalah yang pertama dan satu-satunya dari jenisnya, sebuah bangkai beruang utuh dengan jaringan lunaknya,” ungkap peneliti NEFU, Lena Grigorieva.
Selama ini, ilmuwan hanya mampu menemukan kerangka beruang tanpa jaringan lunak atau organ dalam. Tentu penemuan ini akan membuka lebih banyak pemahaman tentang kehidupan purba.
Beruang Gua yang Mati 30 Ribu Tahun Lalu. Foto: North-Eastern Federal University
Hewan purba ini terkenal dengan ukuran tubuhnya yang amat besar. Beratnya bisa mencapai 1.000 kg, sekitar 250 kg lebih berat dari beruang terbesar yang hidup saat ini.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, penemuan ini bisa terjadi karena planet Bumi yang tengah memanas. Pemanasan global menyebabkan lapisan es permafrost di Siberia meleleh. Berbagai hewan Zaman Es yang terkubur di dalamnya pun bermunculan.
Sebelumnya, bangkai beruang yang mirip juga ditemukan di Rusia. Peneliti akan mencoba menjalankan tes DNA untuk memastikan apakah keduanya berkerabat.
Selain itu, bangkai kepala serigala berumur 40 ribu tahun juga berhasil ditemukan ilmuwan pada tahun lalu. Bangkai hewan tersebut terawat dengan lengkap bersama bulu, gigi, otak, hingga jaringan pada bagian muka.
Dengan semakin meningkatnya suhu permukaan planet Bumi, kemungkinan penemuan seperti ini akan semakin marak terjadi.
(EDR)