Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Mirip Naga Terbang

13 Agustus 2021 7:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi 'naga terbang' Pterosaurus. Foto: Dok. The University of Queensland
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 'naga terbang' Pterosaurus. Foto: Dok. The University of Queensland
ADVERTISEMENT
Penelitian penemuan fosil terbaru mengungkap keberadaan spesies 'naga' menakutkan yang pernah terbang di atas Australia pada 105 juta tahun lalu. Fosil tersebut ternyata milik pterosaurus, dinosaurus dengan lebar sayap hampir 30 kaki (7 meter) yang pernah menjadi reptil terbang terbesar di Australia.
ADVERTISEMENT
Studi yang diterbitkan di Journal of Vertebrate Paleontology ini menuturkan kemungkinan pterosaurus membubung di atas laut yang pernah menutupi sebagian besar pedalaman Queensland, Australia. Dulu, wilayah ini dikenal sebagai Laut Pedalaman Eromanga.
Dilansir CNN, fosil pterosaurus awalnya ditemukan di sebuah tambang di barat laut Richmond, barat laut Queensland pada Juni 2011 oleh pemburu fosil Len Shaw. Selanjutnya ia dianalisis oleh tim peneliti.
“(Penemuan fosil) ini adalah hal yang paling dekat yang kita miliki dengan naga di kehidupan nyata," kata Tim Richards, salah satu anggota tim peneliti dari University of Queensland, Australia, dalam sebuah pernyataan resmi.
Tim Richards, peneliti The University of Queensland, dan fosil pterosaurus. Foto: Dok. The University of Queensland

Punya ukuran yang menakutkan spesies lainnya

Richards menggambarkan bentuk fosil pterosaurus ini dengan tengkorak serta leher panjang, dibalut pada sepasang sayap panjang. Saat terbang melintasi langit, ia akan membentuk bayangan besar yang membuat dinosaurus kecil yang ada di bawahnya gemetaran.
ADVERTISEMENT
Ia memiliki mulut seperti tombak yang sangat cocok untuk menangkap ikan dari laut, serta dipercaya memiliki rahang atas, terdeteksi peneliti lewat lambang tulang besar yang terletak di rahang bawah spesies baru dengan bentuk setengah lingkaran yang akan menyerupai piring makan setengah jari (13 cm) di sisinya.
"Lambang-lambang ini mungkin memainkan peran dalam dinamika penerbangan makhluk-makhluk ini," ujar Steve Salisbury, rekan penulis studi dan dosen senior di University of Queensland.
Seluruh tengkorak pterosaurus kemungkinan lebih dari 3,2 kaki (1 meter) dan berisi 40 gigi. Tulang mereka yang berdinding tipis sebagian besar berongga, mengartikan mereka beradaptasi dengan sempurna untuk terbang.
Spesies yang baru ditemukan adalah bagian dari kelompok pterosaurus bernama anhanguerians. Pterosaurus ini pernah terbang di atas setiap benua dan menjadi "binatang menakutkan" yang kemungkinan memakan dinosaurus remaja.
ADVERTISEMENT

Nama baru yang menghormati penemunya

Nama baru pterosaurus adalah Thapunngaka shawi, mengacu pada suku bangsa pertama di wilayah Richmond -- tempat fosil itu ditemukan, serta mencakup beberapa bahasa yang hilang dari bangsa Wanamara.
"Nama genus, Thapunngaka, menggabungkan thapun [ta-boon] dan ngaka [nga-ga], kata Wanamara untuk 'tombak' dan 'mulut', masing-masing," jelas Salisbury. "Nama spesies, shawi, menghormati penemu fosil Len Shaw, jadi namanya berarti 'mulut tombak Shaw'."
Dengan penemuan fosil ini, catatan pterosaurus Australia yang buruk berubah berkat kontribusi Thapunngaka.
"Sangat menakjubkan fosil hewan ini ada sama sekali," kata Richards. "Dengan standar dunia, catatan pterosaurus Australia buruk, tetapi penemuan Thapunngaka berkontribusi besar bagi pemahaman kita tentang keragaman pterosaurus Australia."
Penemuan ini menandai spesies ketiga dari pterosaurus anhanguerian yang ditemukan di Queensland barat. Semua fosil tersebut dipajang di museum Kronosaurus Korner di Richmond, Australia.
ADVERTISEMENT