Ilmuwan Temukan Jejak Misterius, Milik Buaya yang Jalan dengan Dua Kaki?

13 Juni 2020 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto jejak tunggal yang dibuat oleh buaya berkaki dua di Korea Selatan kuno. Foto: Seul Mi Bae/Chinju National University of Education
zoom-in-whitePerbesar
Foto jejak tunggal yang dibuat oleh buaya berkaki dua di Korea Selatan kuno. Foto: Seul Mi Bae/Chinju National University of Education
ADVERTISEMENT
Buaya pada masa prasejarah bisa jadi tidak berjalan dengan empat kaki. Hal tersebut dipercaya setelah para peneliti paleontologi menemukan fosil jejak kaki buaya misterius di Korea Selatan, yang diprediksi berjalan dengan dua kaki.
ADVERTISEMENT
Menurut riset yang dilakukan para peneliti Korea Selatan dan Australia tersebut, ini adalah pertama kalinya gaya berjalan dengan dua kaki ditemukan dalam keluarga buaya purba. Biasanya, buaya purba berjalan dengan empat kaki selayaknya yang dilakukan oleh buaya modern saat ini.
“Hari ini, buaya berjalan dengan empat kaki dalam posisi jongkok yang lebar. Jejak buaya Sacheon yang kami temukan menunjukkan pola pergerakan yang berbeda. Mereka tidak memiliki "jejak tangan", dan jalurnya sangat sempit, seolah-olah hewan itu membuat jejak sambil menyeimbangkan di atas tali,” kata Anthony Romilio, peneliti dari University of Queensland yang ikut serta dalam riset tersebut, dikutip dari tulisannya di The Conversation.
“Ini menunjukkan bahwa buaya purba ini memiliki kaki yang terselip di bawah tubuh mereka, mirip seperti dinosaurus, alih-alih mengasumsikan postur yang luas seperti yang terlihat pada buaya saat ini,” sambungnya.
Rekonstruksi lanskap kuno Korea Selatan dengan buaya yang membuat jejak. Foto: Anthony Romilio/University of Queensland
Romilio sendiri menjelaskan, fosil jejak kaki tersebut tidak mungkin dibuat oleh dinosaurus. Satu perbedaan yang jelas antara jejak dinosaurus dan buaya, kata dia, adalah bahwa buaya berjalan dengan kaki datar dan meninggalkan jejak tumit yang jelas, sedangkan dinosaurus berjalan tinggi dengan jari-jari kaki dengan tumit yang jauh dari tanah.
ADVERTISEMENT
Dalam laporannya, para peneliti memang menyebut kalau fosil tersebut memiliki jejak tumit yang jelas. Selain itu, jejak kaki tersebut punya panjang 18 cm hingga 24 cm, yang menunjukkan panjang tubuh buaya berkisar hingga 3 meter. Jejak kaki tersebut mirip dengan jejak kaki yang dimiliki Batrachopus, genus buaya prasejarah yang hidup di masa Kapur (Cretaceous) pada 145 sampai 66 juta tahun lalu.
Para peneliti juga menyebut kalau jejak kaki yang mereka temukan bukan berasal dari Pterosaurus, reptil terbang prasejarah yang diperkirakan berjalan dengan dua kaki. Sebelumnya, salah satu jejak kaki misterius yang ditemukan di situs lain di Korea Selatan dianggap milik Pterosaurus.
Namun, tim peneliti menolak bahwa jejak kaki yang mereka temukan berasal dari Pterosaurus. Sebabnya, mereka mendukung pandangan yang berlaku di kalangan paleontolog bahwa Pterosaurus berjalan dengan empat kaki.
Rekonstruksi buaya kuno Korea Selatan yang membuat jejak. Foto: Anthony Romilio/University of Queensland
Meski demikian, para peneliti mengatakan bahwa tidak ada buaya prasejarah berkaki dua yang ditemukan dari periode Kapur, meskipun penelitian mengatakan bahwa buaya yang berjalan dengan dua kaki mungkin telah menjelajahi Bumi jauh lebih awal selama era Mesozoikum awal yang dimulai sekitar 250 juta tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, para peneliti dari Korea Selatan dan Australia tersebut mengajukan nama spesies baru bernama Batrachopus grandis, jenis buaya Batrachopus yang berkaki dua.
Batrachopus grandis sendiri diperkirakan hidup lebih dari 100 juta tahun yang lalu pada periode Kapur awal. Buaya ini diduga hidup lebih banyak di darat ketimbang di air seperti buaya modern hari ini.
Para peneliti juga menduga, Batrachopus grandis mungkin bisa berjalan dengan empat kaki. Meski demikian, hingga saat ini mereka belum menemukan fosil dari spesies baru tersebut.
Laporan mengenai fosil jejak kaki buaya berkaki dua dari zaman Kapur di Korea Selatan ini sudah dipublikasi oleh jurnal Scientific Reports pada Kamis (11/6).
Foto jejak yang dibuat buaya berkaki dua di Korea Selatan kuno. Foto: Seul Mi Bae/Chinju National University of Education