Ilmuwan Temukan Penyebab Penurunan Kesuburan pada Pria dan Anjing

8 Maret 2019 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pria dan kesuburan. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria dan kesuburan. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Sadar atau tidak, bahan-bahan kimia yang ada di rumah kita, dalam bentuk perabotan ataupun kudapan, sebetulnya memengaruhi tingkat kesuburan. Dampaknya tidak bagus. Hal ini berpengaruh cukup signifikan pada pria, dan ternyata, juga berpengaruh pada kesuburan hewan peliharaan, khususnya anjing.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan semakin khawatir dengan fenomena penurunan kesuburan pria. Menurut tim peneliti yang melakukan riset terbaru, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas sperma pria secara global telah menurun 50 persen. Kendati penurunan ini telah terjadi dalam 80 tahun terakhir, para peneliti terdahulu cenderung tidak mengetahui penyebabnya.
Cercah jawabannya muncul setelah studi dari sebuah tim peneliti di Universitas Nottingham, Inggris, pada 2016, yang menyatakan bahwa kualitas sperma juga menurun drastis pada anjing peliharaan selama beberapa dekade.
Berbeda dengan hasil penelitian pada manusia, para ilmuwan lebih mudah melacak penurunan kualitas sperma pada anjing, dan mereka percaya penyebabnya bermula dari zat kimia di dalam makanan.
Ilustrasi anjing Malamut Alaska Foto: Shutterstock
Beranjak dari hasil penelitian di Universitas Nottingham itulah kemudian para peneliti mencoba menggali pengaruh yang sama terhadap manusia. Mereka menggunakan sampel sperma dari 11 pria dan 9 anjing yang hidup di wilayah yang sama, dan diuji dengan efek bahan kimia yang sama.
ADVERTISEMENT
Mereka dites dengan plasticiser DEHP, sebuah bahan kimia yang umum ditemukan pada karpet, lantai, pakaian, mainan, dan dapat meresap ke dalam minuman kita.
Responden juga dites dengan bahan polychlorinated biphenyl 153 (PB153), yang termasuk dalam kelompok bahan kimia industri yang lazim terkandung pada pencemar organik di tahun 1960-an dan 1970-an.
Peneliti kemudian melakukan riset memanfaatkan sampel sperma dan dua bahan kimia pada tingkat konsentrasi yang umum ditemukan pada lingkungan kita saat ini. Eksperimen yang sama dilakukan pada manusia pria dan anjing.
Ilustrasi sperma Foto: THINKSTOCK
Alhasil, kedua subjek penelitian itu memang terkena efeknya, dan kedua bahan kimia benar-benar mengurangi kemampuan bergerak sperma menuju serviks hingga bisa membuahi sel telur, atau motilitas sperma. Bahan kimia itu juga meningkatkan fragmentasi DNA.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu bahwa ketika motilitas sperma manusia buruk, fragmentasi DNA meningkat, dan infertilitas pria sebetulnya terkait dengan peningkatan level kerusakan DNA dalam sperma," tutur Rebecca Sumner, ahli biologi reproduksi di Universitas Nottingham, yang memimpin riset ini.
Dari hasil ini, para ahli memprediksi, peneliti dapat memanfaatkan anjing untuk mencari tahu bagaimana polusi udara memengaruhi kesuburan.
"Studi baru ini mendukung teori kami bahwa anjing domestik memang merupakan 'penjaga' atau cermin atas penurunan (daya) reproduksi manusia jenis kelamin pria," kata Richard Lea, seorang ahli biologi reproduksi di Universitas Nottingham, yang juga ikut dalam riset ini.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.