Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Ilmuwan Terkecoh, Mumi Berusia 18.000 Tahun Ini Ternyata Bukan Anak Anjing
12 Juli 2022 7:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah bangkai anak anjing yang terawetkan di permafrost Siberia ditemukan pada 2018 lalu. Tapi, penelitian terbaru justru menyebutkan mumi tersebut bukanlah anak anjing, melainkan serigala.
ADVERTISEMENT
Anak serigala ini memiliki badan yang relatif utuh, bahkan bulunya masih bagus. Permafrost (dataran beku) berhasil mengawetkannya seperti mumi hingga 18.000 tahun lamanya
Peneliti mencoba memahami proses domestikasi anjing —bagaimana anjing pada akhirnya menjadi peliharaan manusia. Mereka menganalisis genom anak anjing tadi dengan genom 72 serigala purba lain.
Ilmuwan awalnya mengira bahwa mumi yang diberi nama 'Dogor' itu adalah seekor anjing. Hasil analisis genom justru mengungkap bahwa Dogor tidak terkait dengan spesies anjing purba, mengecoh para peneliti selama ini.
Bergström dan kolega berusaha mencari tahu dari mana anjing rumah (Canis lupus familiaris) berasal. Nenek moyang anjing adalah serigala (Canis lupus), namun peneliti kesulitan membandingkan anjing dengan serigala modern, karena gen serigala modern pun sudah berubah akibat kontak dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Bergström mengatakan, penting untuk melihat ke periode serigala sejak anjing dijinakkan, antara sekitar 30.000 tahun yang lalu dan 14.000 tahun yang lalu.
Sebanyak 72 sampel serigala purba dikumpulkan, mewakili sejarah 100.000 tahun yang terjadi di dataran Eropa, Siberia, dan Amerika Utara. Genom mengungkapkan bahwa serigala berkembang pesat sepanjang zaman es, dengan populasi yang terhubung secara global.
Hasil yang paling menarik, bagaimanapun, berkaitan dengan transisi dari serigala ke anjing. Para peneliti menemukan bahwa anjing lebih dekat hubungannya dengan serigala purba dari Eurasia timur daripada dengan serigala purba dari Eurasia barat
"Ini menunjukkan kepada kita bahwa mungkin domestikasi terjadi di suatu tempat di Timur, di suatu tempat di Asia, dan mungkin tidak di Eropa," kata Bergström, seperti dikutip Live Science. "Namun, Asia, tentu saja, sangat besar; kita tidak bisa benar-benar mempersempit dengan lebih presisi di mana itu terjadi.".
Sayangnya, Siberia, lokasi di mana Dogor ditemukan, bukanlah titik nol domestikasi anjing. Bergström menjelaskan bahwa serigala yang hidup di wilayah ini tidak berkaitan dengan nenek moyang anjing. Tapi sangat mungkin petunjuk penting akan ditemukan di bagian lain benua Asia.
ADVERTISEMENT
Analisis genom juga mengungkap bahwa anjing di Timur Dekat (istilah untuk negara-negara Afrika utara dan Asia barat daya yang dekat bagian timur Laut Mediterania) dan Afrika mendapatkan potongan DNA dari sumber yang tidak diketahui. Ada dua kemungkinan penjelasannya.
Pertama anjing didomestikasi di Asia, lalu manusia membawanya ke barat, atau sekitar Timur Dekat dan Afrika. Di sini anjing domestikasi berbaur dengan populasi serigala lokal, menghasilkan anjing dengan DNA campuran.
Kedua adalah domestikasi terjadi dua kali, di barat (Asia) dan timur. Anjing kemudian bercampur.
Apa pun yang terjadi, kata Bergström, itu pasti terjadi sebelum 7.200 tahun yang lalu, yang merupakan usia anjing tertua yang ditemukan di Timur Dekat. Spesimen itu memiliki kontribusi gen timur dan barat.
ADVERTISEMENT
"Dengan mendapatkan genom anjing yang lebih awal dari Timur Dekat atau wilayah umum itu, kami mungkin dapat mengatakan lebih banyak tentang apakah itu satu atau dua proses domestikasi," kata Bergström.