Ilmuwan Uji Daya Tahan Makhluk Terkuat di Dunia, Ini Hasilnya

22 Mei 2021 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tardigrada, makhluk mikroskopis tekuat di Bumi. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Tardigrada, makhluk mikroskopis tekuat di Bumi. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu mendengar makhluk hidup bernama tardigrades atau tardigrada alias beruang air? Jika belum, perkenalkan, dia adalah makhluk mikroskopis terkuat di dunia, bahkan mungkin di alam semesta.
ADVERTISEMENT
Menurut para ilmuwan, hewan mikroskopik yang dapat hidup di banyak tempat ini merupakan makhluk yang sulit untuk dimusnahkan meski terjadi kondisi-kondisi atau kejadian yang amat ekstrem di bumi. Bahkan, hewan mungil ini disebut-sebut dapat bertahan hidup hingga hari kiamat nanti.
Tardigrade adalah hewan yang ekstremofil, yaitu makhluk hidup yang bisa bertahan hidup di mana saja, di tempat yang kebanyakan orang tidak bisa hidup. Kendati begitu, mereka lebih suka tinggal di endapan dasar danau, di atas lumut lembab atau lingkungan basah lainnya.
Pada 2007, European Space Agency mengirimkan 3.000 hewan ke luar angkasa, dan terbukti tardigradai dapat bertahan hidup di luar kapsul luar angkasa selama 12 hari. Ini berkat mekanisme tubuhnya yang super canggih. Ketika kondisi lingkungan memburuk, tardigrada bakal mengering, mengatur ulang tubuh mereka dan memasuki fase mati suri selama bertahun-tahun.
Tardigrada, makhluk mikroskopis tekuat di Bumi. Foto: flickr/widomirama
Kamu bisa menguji ketangguhannya dengan menempatkan mereka di lingkungan suhu beku, nol oksigen, tekanan tinggi, ruang hampa udara, radiasi kosmik, hingga air mendidih. Mereka pernah menjadi bintang utama pada 2019, saat pesawat luar angkasa membawa tardigrada mendarat di bulan.
ADVERTISEMENT
Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang seberapa hebat tardigrada dalam menangani kondisi ekstrem, terutama saat mengalami tekanan pendaratan pesawat di Bulan. Kali ini, para ilmuwan mencoba menguji daya tahan hewan tersebut dengan mencoba memasukkan mereka ke dalam peluru dan diletuskan hingga terjadi benturan dalam kecepatan sekitar 1 kilometer per detik.
Studi ini dilakukan oleh ahli astrokimia Alejandra Traspas dan ahli astrofisikawan Mark Burchell yang keduanya berasal dari University of Kent di Inggris. Dalam penelitian ini mereka melibatkan dua hingga tiga individu Hypsibius dujardini, spesies tardigrada air tawar yang diletakkan di dalam peluru. Jenis senjata ini diisi dengan bubuk mesiu, dan gas ringan di bawah tekanan cepat.
Sebelum dimasukkan ke dalam proyektil, peneliti membekukan tardigrada terlebih dahulu supaya mereka ada dalam keadaan hibernasi, atau lebih tepatnya kriptobiosis yang dapat memengaruhi metabolismenya.
Tardigrada dari genus Paramacrobiotus Foto: H. R. Suma & Sandeep M. E via The Royal Society Publishing
Setelah itu, peneliti menempatkan tardigrada di peluru dan dimasukkan ke dalam pistol. Pistol diletuskan ke target pasir di ruang hampa dengan kecepatan 0,556 hingga 1 kilometer per detik atau setara lebih dari 3.000 kilometer per jam dengan tekanan benturan mencapai 1,14 gigapascal.
ADVERTISEMENT
Peneliti lalu mengambil pasir berisi peluru dan tardigrada dan memasukkannya ke dalam kolam. Hasilnya, makhluk super kuat ini mampu pulih dari hibernasinya dalam waktu 8 hingga 9 jam. Meski begitu, jika kecepatan melebihi 1 kilometer per detik tardigrada tak mampu bertahan hidup.
“Dalam tembakan hingga 0,825 kilometer per detik, tardigrada mampu pulih pasca-ditembakkan dari proyektil dan membentur pasir, namun dalam kecepatan yang lebih tinggi, hanya fragmen tardigrada yang tersisa. Jadi, tak lama setelah benturan yang mematikan, tardigrada secara fisik hancur saat kecepatan benturan meningkat,” kata peneliti.
Meski studi ini tidak secara langsung menjawab pertanyaan apakah tardigrada masih bisa hidup setelah menghadapi tekanan dari pendaratan pesawat luar angkasa di bulan, namun kita setidaknya tahu kemungkinan hewan ini selamat dari pendaratan cukup kecil karena data akhir dari pesawat luar angkasa menunjukkan kecepatan pendaratan di bulan mencapai 0,946 kilometer per detik.
ADVERTISEMENT