Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Ilmuwan Ungkap Fakta di Balik Tengkorak yang Diduga Adik Cleopatra
15 Januari 2025 9:05 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para peneliti akhirnya berhasil ungkap fakta di balik tengkorak yang diduga Arsinoë IV, saudara tiri Cleopatra. Fakta tersebut diungkap dalam studi baru dengan cara kombinasi pemindaian CT dan analisis DNA.
ADVERTISEMENT
Kerangka itu pertama kali ditemukan di Turki pada 1929. Tengkorak berada di dalam sarkofagus marmer di sebuah bangunan yang disebut Octagon di Ephesus, sebuah situs arkeologi di Turki berupa kuil besar untuk Artemis, dewi perburuan Yunani kuno. Tidak ada prasasti yang ditemukan di kuburan, tapi arkeolog menyimpulkan bahwa penguburan itu dilakukan untuk seorang wanita muda yang dianggap penting.
Mereka menduga, penghuni makam adalah Arsinoë IV, yang dalam sejarah disebut pernah melawan Cleopatra dan Julius Caesar, dan memimpin Pengepungan Alexandria pada tahun 48 hingga 47 SM. Arsinoë IV dan pasukannya kalah dalam pertempuran itu, dan dia mencari suaka di Kuil Artemis di Ephesus. Pada 41 SM, ketika dia berusia 22 tahun, Marc Antony memerintahkan untuk mengeksekusi Arsinoë IV.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menganalisis kembali kemungkinan tengkorak yang ditemukan seabad lalu adalah saudara tiri Cleopatra. Hasil analisis radiokarbon pada sisa-sisa tengkorak menunjukkan tanggal kematian orang tersebut antara tahun 205 hingga 36 SM, sesuai dengan kematian Arsinoë IV yang tercatat dalam sejarah.
Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan usianya 11 hingga 14 tahun, jauh lebih muda daripada Arsinoë IV. Tengkorak tersebut ternyata milik seorang remaja laki-laki yang memiliki kelainan genetik.
“Namun kemudian muncul kejutan besar. Dalam pengujian berulang, tengkorak dan tulang paha keduanya dengan jelas menunjukkan keberadaan kromosom Y, dengan kata lain laki-laki,” papar Gerhard Weber, penulis utama studi dan profesor antropologi evolusi di University of Vienna dalam sebuah pernyataan, dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
Kelainan genetik ini tercermin dari tengkorak yang lebih tipis dan rapuh. Selain itu, bentuk rahang atasnya tidak normal, ditambah dengan satu gigi yang tidak menunjukkan tanda-tanda keausan. Kedua ciri ini menunjukkan bahwa dia memiliki rahang atas yang tidak berfungsi dengan baik, dan kemungkinan rahang bawah yang kecil dan tidak normal.
Menurut para peneliti, salah satu kemungkinan untuk menjelaskan ciri-ciri tengkorak dan rahang tersebut adalah kelainan genetik langka yang disebut Treacher Collins Syndrome (TCS). Kondisi ini memengaruhi perkembangan wajah dan kepala, menyebabkan rahang kecil, mata miring ke bawah, serta masalah pendengaran dan penglihatan. Kendati begitu, segmen DNA yang masih ada tidak cukup untuk membuktikan dugaan tersebut.
Soal kenapa remaja dengan gangguan perkembangan dimakamkan di tempat penting Octagon di situs Ephesus, juga masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
“Yang bisa kami kata saat ini dengan pasti adalah orang yang dimakamkan di Octagon itu bukanlah Arsinoë IV, dan pencarian jenazahnya harus dilanjutkan,” papar peneliti, yang studinya telah terbit di jurnal Scientific Reports pada Jumat (10/1).