IM Pei, Arsitek Piramida Kaca Museum Louvre, Meninggal Dunia

17 Mei 2019 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IM Pei di acara Lifetime Achievement Award 2016, New York. Foto: (AP Photo/Mary Altaffer)
zoom-in-whitePerbesar
IM Pei di acara Lifetime Achievement Award 2016, New York. Foto: (AP Photo/Mary Altaffer)
ADVERTISEMENT
IM Pei, salah satu arsitek terkemuka dunia di abad 20, telah meninggal dunia pada Kamis (16/5) malam di rumahnya di Manhattan, New York, AS. Perancang piramida kaca Museum Louvre di Paris, Prancis, itu menghembuskan napas terakhirnya pada usia 102 tahun.
ADVERTISEMENT
Kematiannya telah dikonfirmasi oleh perusahaan arsitekturnya di New York. Pada Kamis (16/5), Marc Diamond, juru bicara perusahaan Pei Cobb Freed & Partner, membenarkan hal ini dalam wawancara dengan Associated Press (AP).
Li Chung Pei, salah satu anak laki-laki Pei, mengatakan kepada The New York Times bahwa ayahnya meninggal di malam hari. Mereka tidak merinci penyebab kematian Pei.
Bernama lengkap Ieoh Ming Pei, IM Pei adalah anak seorang banker di China. Ia meninggalkan tanah kelahirannya pada 1935 untuk pindah ke Amerika Serikat.
Sesampainya di AS, Pei belajar arsitektur di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University. Ia memulai kariernya dengan mengajar dan bekerja bagi pemerintah AS. Tapi pada 1948 ia pindah ke New York dan akhirnya memulai perusahaannya sendiri pada 1955.
IM Pei, arsitek di depan piramida kaca buatannya di Museum Louvre. Foto: (AP Photo/Pierre Gleizes)
Keunikan karya Pei
ADVERTISEMENT
Desain Pei punya hal unik. Setiap museum, gedung pemerintahan, hotel, sekolah, dan struktur lain hasil desainnya menunjukkan persisi geometri dan kualitas abstrak yang selalu menggarisbawahi pentingnya cahaya.
Ia selalu menggunakan batu, besi, dan kaca dalam karyanya. Pei juga sering menambahkan piramida kaca dalam desain bangunan buatannya. Salah satu contoh karyanya adalah piramida kaca di Museum Louvre.
Karya kontroversial
Ada yang menganggap apa yang Pei lakukan pada Museum Louvre sebagai hal yang kontroversial. Ini karena latar belakangnya sebagai bukan orang Prancis hingga penunjukkannya secara diam-diam oleh Presiden Prancis kala itu, François Mitterrand.
AP melaporkan bahwa pada 1981 Mitterrand mengungkap rencana renovasi Museum Louvre. Museum tersebut adalah salah satu yang tertua di Prancis. Menurut The Guardian, ada beberapa bagiannya yang telah berdiri sejak abad ke-12.
ADVERTISEMENT
Mitterrand menunjuk langsung Pei untuk melakukan renovasi. Akibatnya, ketika Mitterrand menyampaikan hal ini ke masyarakat pada thun 1984, ia mendapat banyak kritik.
Banyak orang Prancis yang menentang rencana ini. Alasannya mulai dari menolak perubahan pada Museum Louvre yang dianggap sebagai simbol kebudayaan orang Prancis hingga latar belakang Pei sebagai orang asing.
Tapi renovasi terus berlanjut. Pada 1989, piramida kaca setinggi 22 meter di halaman Museum Louvre selesai dibangun. Piramida itu digunakan sebagai pintu masuk museum. Di dekat piramida ini ada tiga piramida kecil lain.
Ada sebuah kaca yang membawa para pengunjung ke lobi museum yang dibanjiri cahaya. Di lobi itu ada toko-toko, restoran, auditorium, dan eskalator ke bagian lain dari museum.
Museum Louvre, Paris, Prancis Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tapi, desain ini juga sempat mendapat kritik. Penampakannya dianggap terlalu berbeda dengan struktur Museum Louvre yang memiliki gaya Prancis klasik. Ini membuat penampilan Louvre dicerca banyak orang Prancis.
Sebuah koran di Prancis menyamakan piramida buatan Pei dengan atraksi di Disneyland. Ada juga kelompok lingkungan yang mengatakan bahwa piramida itu lebih cocok berada di padang pasir.
Pei sendiri mengaku bahwa Louvre adalah pekerjaan tersulit dalam kariernya. Ketika akhirnya museum dibuka pada 1993, ia mengatakan ingin menciptakan sebuah ruang modern yang tidak mengurangi nilai tradisional dari museum itu.
"Para arsitek kontemporer cenderung memaksakan modernitas pada sesuatu," ujar Pei dalam wawancara dengan The New York Times pada 2008.
"Memang ada suatu kekhawatiran bagi sejarah, tapi itu tidak terlalu besar. Saya paham bahwa waktu telah berubah dan kita telah berkembang. Tapi, saya tidak ingin melupakan awal mula kita. Suatu desain arsitektur yang abadi harus memiliki akar," lanjutnya.
Tampak Depan Museum Louvre, Paris Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada 1983, Pei memenangkan Pritzker Architecture Prize. Ini adalah penghargaan tahunan yang diberikan pada arsitek dengan karya-karya luar biasa.
Pei menyumbangkan seluruh uang yang ia dapat dari hadiah Pritzker. Ia menyumbang 100 ribu dolar AS untuk memulai program yang mendorong arsitek China untuk belajar di AS.
Pada 1990, Pei secara formal pensiun. Meski begitu, Pei masih mengerjakan beberapa proyek di usia senjanya. Di antaranya adalah beberapa museum di Luxembourg, Qatar, dan China.
Pei menikah dengan seorang perempuan bernama Eileen pada 1942. Istrinya itu telah meninggal pada 2014 lalu. Mereka memiliki empat orang anak, dua di antaranya mengikuti jejak Pei dengan menjadi arsitek.