Implan Kornea Berbahan Kulit Babi Berhasil Pulihkan Penglihatan 20 Orang Buta

15 Agustus 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi babi di peternakan. Foto: AFP/Ina Fassbender
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi babi di peternakan. Foto: AFP/Ina Fassbender
ADVERTISEMENT
Implan kornea berbahan kulit babi sukses mengembalikan penglihatan 20 orang buta atau tunanetra dalam uji klinis. Implan tersebut terbuat dari protein kolagen hewan yang menyerupai kornea manusia–bagian mata yang menutupi iris dan pupil.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan di Linkoping University dan LinkoCare Life Science AB berhasil mengembangkan implan alternatif untuk kornea mata manusia. Implan ini terbuat dari kulit babi dan bisa memulihkan penglihatan orang yang hidup dengan kebutaan kornea atau low vision.
Diperkirakan, ada lebih dari 12,7 juta orang di seluruh dunia yang mengalami kebutaan karena kornea mata rusak. Namun, hanya satu dari 70 orang buta yang menerima transplantasi kornea. Sementara sisanya, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan akses kesehatan terbatas, hidup dalam kegelapan.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology menjelaskan, para peneliti awalnya mencoba menciptakan kornea mata menggunakan molekul kolagen dari kulit babi. Secara ekonomi, bahan ini murah dan mudah diakses di seluruh dunia karena merupakan produk sampingan dari industri makanan.
ilustrasi mata anak katarak. Foto: Shutter Stock
Implan biomaterial ini kemudian diuji coba pada 20 orang dengan keratoconus. Keratoconus adalah penyakit yang terjadi akibat kornea menipis dan seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan kebutaan.
Uji coba dilakukan di dua negara, Iran dan India. Dua negara ini dipilih karena orang-orang dengan kebutaan kornea dan penglihatan rendah kurang mendapatkan pengobatan. Hasilnya, penglihatan 20 tunanetra yang mengikuti uji klinis berhasil pulih dan tidak mengalami komplikasi setelah 2 tahun pasca-operasi.
Jaringan mata mereka sembuh dengan cepat dan ketebalan serta kelengkungan kornea kembali normal. Dengan transplantasi konvensional, pasien harus minum obat selama beberapa tahun pasca-operasi. Tapi dengan menggunakan implan kornea yang direkayasa ini, pasien hanya perlu memakai tetes mata imunosupresif selama 8 minggu untuk mencegah penolakan implan.
ADVERTISEMENT
Peneliti mengklaim kornea yang sudah direkayasa genetik dan siap digunakan di mata manusia ini bisa disimpan selama dua tahun sebelum digunakan. Selain itu, prosedur pemasangan implan kornea ini juga sedikit berbeda dengan operasi pada umumnya, di mana kornea pasien yang rusak diangkat, lalu diganti dengan yang baru. Dalam prosedur penyematan kornea yang direkayasa, jaringan mata pasien justru tidak diangkat dan jahitan.
“Sebaliknya, sayatan kecil dibuat, di mana implan dimasukkan ke dalam kornea yang ada. Ini bisa dilakukan menggunakan laser canggih atau dengan instrumen bedah sederhana, seperti yang dilakukan pada babi di masa lalu,” kata Lagali.
Peneliti bilang, studi klinis yang lebih besar diperlukan sebelum implan kornea dapat digunakan secara massal. Peneliti juga ingin mempelajari, apakah implan kornea ini bisa digunakan dalam pengobatan penyakit mata lainnya atau tidak.
ADVERTISEMENT