Indahnya Spesies Baru Cumi-cumi Transparan dari Bawah Laut Antartika

23 April 2025 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cumi-cumi kaca glasial, G. glacialis. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Cumi-cumi kaca glasial, G. glacialis. Foto: Schmidt Ocean Institute
ADVERTISEMENT
Sebuah gunung es A-84 di Antartika pecah dan meleleh pada Januari lalu. Momen itu dibarengi dengan terbukanya ekosistem bawah laut baru yang tersembunyi di bawah es yang sebelumnya tak terjamah manusia.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menangkap rekaman cumi-cumi kaca glasial (Galiteuthis glacialis). Hewan ini sulit sekali dipotret di antara banyak makhluk aneh laut dalam lainnya.
Cumi-cumi ini terlihat di kedalaman 687 meter, tanggal 20 Januari 2025, di Samudra Selatan dekat Antartika. Para peneliti di atas R/V Falkor milik Schmidt Ocean Institute menangkap gambar ini lewat ekspedisi Laut Bellinghausen.
Ekspedisi Laut Bellinghausen dipicu oleh berita pecahnya gunung es A-84 dari Lapisan Es George VI Antartika. Kondisi ini memperlihatkan hamparan dasar laut yang telah lama tersembunyi.
Cumi-cumi kaca glasial, G. glacialis. Foto: Schmidt Ocean Institute
G. glacialis  sangat mirip dengan cumi-cumi kolosal muda (Mesonychoteuthis hamiltoni). Kedua spesies ini termasuk dalam famili cumi-cumi kaca dan dikenal karena tubuhnya yang transparan. Cumi-cumi kolosal bisa berubah warna menjadi gelap saat dewasa.
ADVERTISEMENT
Cumi-cumi kolosal memiliki ciri khas berupa kait tajam yang digunakan untuk berburu di kedalaman laut yang gelap. Kait pada cumi-cumi kolosal terletak di sepanjang bagian tengah dari delapan lengannya, sedangkan pada cumi-cumi kaca glasial, kait muncul di ujung dua tentakelnya yang memanjang.
R/V Falkor milik Schmidt Ocean Institute. Foto: Schmidt Ocean Institute
Perbedaan paling mencolok keduanya terlihat dari ukurannya. Cumi-cumi kolosal dapat tumbuh hingga panjang 7 meter. Cumi-cumi kaca glasial tumbuh dengan ukuran yang kecil sepanjang hidupnya.
Ahli cumi-cumi independen Dr Aaron Evans dan Dr Kat Bolstad mengonfirmasi perbedaan keduanya. Mereka menyimpulkan bahwa spesimen tersebut termasuk dalam dua spesies yang benar-nemar baru dan terdokumentasikan.
“Penampakan pertama dua cumi-cumi berbeda dalam ekspedisi berturut-turut sangat luar biasa dan menunjukkan betapa sedikitnya yang telah kita lihat dari penghuni menakjubkan Samudra Selatan ini,” kata direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute, Dr. Jyotika Virmani, dalam sebuah pernyataan, dilansir IFL Science.
ADVERTISEMENT
“Kami berhasil menangkap foto beresolusi tinggi dari makhluk-makhluk ini sehingga pakar lain, yang tidak berada di kapal, dapat mengidentifikasi kedua spesies tersebut,” tambahnya.