Indonesia Diprediksi Jadi Salah Satu Negara Terlama yang Akhiri Pandemi Corona

27 April 2020 14:38 WIB
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
ADVERTISEMENT
Simulasi data menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang dirancang oleh Data-Driven Innovation Lab milik Singapore University of Technology and Design (SUTD) memprediksi akhir pandemi virus corona di sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
SUTD menggunakan model matematis SIR (susceptible-infected-recovered) untuk memprediksi akhir pandemi di ke-27 negara. Model ini menggunakan metode analisis statistik berdasarkan data jumlah individu maupun populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh. Prediksinya cenderung berubah dengan data yang selalu diperbarui setiap harinya.
Hasilnya, menurut simulasi data tersebut pada Sabtu (25/4), Indonesia berada di peringkat 24 dari 27 negara yang bisa mengakhiri pandemi virus corona paling cepat. Indonesia diprediksi baru bisa mencapai akhir pandemi corona pada 6 Juni, termasuk salah satu yang terlama dibanding negara lain.
Butuh waktu sekitar 1,5 bulan lagi bagi Indonesia untuk berada di akhir pandemi. Kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia bakal mencapai 97 persen dari yang diperkirakan pada 6 Juni. Indonesia diprediksi hanya lebih cepat dari Pakistan (8 Juni), Qatar (26 Juli), dan Bahrain (6 Agustus).
ADVERTISEMENT
Sementara untuk negara yang diprediksi bisa mengakhiri pandemi virus corona paling cepat adalah Jerman pada 2 Mei, Spanyol pada 3 Mei, Prancis pada 5 Mei, dan Italia pada 7 Mei.
Simulasi prediksi berakhirnya pandemi COVID-19 di Indonesia oleh Singapore University of Technology and Design. Foto: Singapore University of Technology and Design
Meski ada prediksi ini, kita tetap perlu menjaga diri dan menerapkan semua hal untuk mencegah penyebaran virus corona menjadi semakin luas. Ini dikarenakan perkembangan kasus virus corona di Indonesia dalam satu bulan terakhir belum menandakan wabah tersebut bakal musnah dalam waktu dekat. Itu sebabnya tes massal terus digenjot pemerintah, meski ada keterbatasan alat deteksi virus corona.
Sedikit berbeda dengan prediksi dari hasil pemodelan yang dikeluarkan SUTD, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Corona, Doni Monardo, beberapa waktu lalu juga sempat menyinggung soal potensi puncak akhir pandemi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis para pakar di bidang matematika, kata Doni, potensi puncak akhir pandemi di Indonesia diprediksi terjadi pada akhir Mei, tepatnya minggu ke-3 atau ke-4. Namun dirinya menyebut prediksi ini bisa dipatahkan dengan dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Kita mampu melakukan upaya optimal untuk mengurangi dampak pandemi dengan meningkatkan disiplin pribadi dan kolektif. Keduanya harus paralel sebab tidak bisa hanya dilakukan satu atau dua orang, tetapi seluruh komponen bangsa. Dari pusat, ke tingkat provinsi, kabupaten, kota, desa hingga di lingkup RT dan RW,” tegas Doni, beberapa waktu lalu.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT