Induk Elang Jawa si ‘Burung Garuda’ Menampakkan Diri di Gunung Gede Pangrango

26 Agustus 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi elang Jawa. Foto: Nusantara Endemics/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi elang Jawa. Foto: Nusantara Endemics/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Induk elang jawa langka kembali muncul di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Kemunculan hewan yang dijuluki ‘burung garuda’ itu dibagikan di Instagram @bbtn_gn_gedepangrango.
ADVERTISEMENT
Menurut @bbtn_gn_gedepangarango, kemunculan elang jawa (Nisaetus bartelsi) di alam liar bisa menjadi kabar gembira, karena hewan ini merupakan pertanda baik buat ekosistem yang ada di sana.
“Oh ternyata ini lho, wajar sih temuan indukan satwa prioritas TNGGP elang jawa (Nisaetus bartelsi) membuat kita bergembira,” tulis @bbtn_gn_gedepangrango dalam unggahannya.
“Soalnya keberadaan elang jawa ini sangat penting dalam sebuah ekosistem hutan, sebagai burung pemangsa (raptor) menjadikannya ‘top predator’ sekaligus pengendali hama.”
Selain itu, satwa yang identik dengan julukan "burung garuda" ini juga merupakan salah satu indikator bahwa keseimbangan kawasan konservasi dalam kondisi baik dan normal, mengingat elang jawa sangat sensitif terhadap kerusakan apabila terjadi.
“Namun, perjalanan ini belum usai. Kita harus terus berusaha menjaga dan melindungi habitat mereka agar dapat terus terbang bebas di langit Jawa,” tulis mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Organisasi konservasi dunia IUCN, elang jawa biasa ditemukan di Pulau Jawa Indonesia. Mereka hidup di petak-petak hutan yang kini kian menyusut.
Selain itu, populasinya juga diperkirakan berkisar antara 600-900 individu, kira-kira setara dengan 300-500 individu dewasa, berdasarkan rasio 1:1 dewasa terhadap burung remaja dan dewasa, sebagaimana dicatat dalam penelitian sebelumnya (B. van Balen in litt. 2012).
Spesies ini menghadapi ancaman hilangnya habitat dan perdagangan. Pertumbuhan populasi manusia di Jawa membawa serta tekanan yang kuat pada sumber daya alam, salah satu aspeknya adalah pengurangan besar-besaran tutupan hutan, terutama di dataran rendah.
Ancaman ini terus berlanjut dalam bentuk konversi menjadi pertanian, pembangunan dan kebakaran yang tidak terkendali, bahkan di dalam kawasan lindung (Nijman et al. 2009).
ADVERTISEMENT
Karena jumlahnya yang sedikit IUCN memasukkannya ke dalam status Endangered atau hewan terancam punah. IUCN menyatakan populasi elang Jawa ini sangat sedikit dan kemungkinan akan terus berkurang akibat gangguan yang ada di habitat aslinya.
Selain kerusakan habitat, perdagangan juga menjadi ancaman nyata, yakni sekitar 30 hingga 40 ekor diperdagangkan dalam setahun.