Induk Paus Orca Berduka, Terus Membawa Bayinya yang Mati 16 Hari Lalu

13 Agustus 2018 8:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto 25 Juli 2018, paus orca J-35 membawa bayinya yang telah mati dengan dahi. (Foto: Ken Balcomb/Centre for Whale Research)
zoom-in-whitePerbesar
Foto 25 Juli 2018, paus orca J-35 membawa bayinya yang telah mati dengan dahi. (Foto: Ken Balcomb/Centre for Whale Research)
ADVERTISEMENT
Seekor induk paus orca atau paus pembunuh di pantai barat daya Kanada yang diberi nama J-35 terus menampilkan pemandangan mengharukan. Tujuh hari setelah kematian bayinya pada 24 Juli lalu, J-35 terlihat terus membawa anaknya berenang ke mana saja. 16 hari setelah kematian itu, J-35 kembali terlihat, dan ia masih membawa bayinya ke mana saja.
ADVERTISEMENT
Anak dari J-35 sempat terlihat hidup dan berenang setelah ia lahir. Setengah jam kemudian, para peneliti dari Center for Whale Research melihat bayi itu telah mati.
8 Agustus lalu, paus orca J-35 kembali terlihat terus mendorong anaknya yang telah mati di sepanjang perairan. Kadang ia terlihat mendorong sang bayi dengan dahinya agar tetap mengapung. Kadang juga membawa ekor anaknya dengan mulut.
Para peneliti Center for Whale Research mengatakan, J-35 telah menghabiskan banyak energinya untuk membawa sang anak berenang.
Orca ini bisa jadi berada dalam keadaan berduka yang sangat mendalam. Ia seakan menolak kematian bayinya. Peneliti mengatakan, perilaku ini banyak dialami oleh sejumlah spesies cetacea bergigi, dan spesies lain dalam kerajaan hewan.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini belum diketahui penyebab kematian bayi J-35. Peneliti berniat untuk mengambil sang bayi untuk mencari tahu penyebab kematian, setelah J-35 melepasnya.
Induk paus orca masih mendorong-dorong tubuh mati bayinya. (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Induk paus orca masih mendorong-dorong tubuh mati bayinya. (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
J-35 sebelumnya terlihat sepekan yang lalu ketika kelompok keluarganya, yang disebut dengan J-pod, berenang di sekitar Pulau Vancouver, Kanada.
J-pod merupakan bagian dari populasi paus dari Selatan pembunuh yang sangat terancam punah. Mereka hanya tersisa 75 ekor di sekitar Kanada. Kelompok ini sangat bergantung pada kehadiran salmon Chinook sebagai makanannya.
Tubuh mati bayi paus orca (kanan), didorong oleh induknya (kiri) (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Tubuh mati bayi paus orca (kanan), didorong oleh induknya (kiri) (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
Kini, paus orca dan salmon Chinook, terdaftar sebagai spesies terancam punah di bawah Undang-undang Spesies Terancam Punah di Kanada. Ancaman tersebut disebabkan oleh hilangnya habitat, penangkapan ikan untuk komersial, rekreasi, keteledoran manusia terhadap alam, serta perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Paus orca dalam kelompok J-pod nampaknya gagal melakukan reproduksi yang berkelanjutan. Peneliti mengatakan kepada CBC Kanada, kelahiran keluarga J-pod yang terakhir diketahui adalah pada tiga tahun lalu.
Paus orca sendiri adalah kelompok yang bergantung pada betina. Jadi, ada kemungkinan jika terjadi sesuatu pada J-35 maka kelompok paus orca tersebut juga akan terancam keberadaannya.
Paus orca lainnya, termasuk yang diberi nama J-50, diketahui berada dalam kondisi buruk, dengan tubuh kurus dan mengarah pada kekurangan makanan. J-50 adalah anak dari orca dewasa yang diberi nama J-16.
Kisah J-35 dan bayinya, juga J-50, adalah sepenggal kisah yang menyayat hati. Ini adalah mikrokosmos dari bencana skala besar yang dipercepat, tetapi itu bukan situasi yang sepenuhnya tanpa harapan, karena manusia bisa bertindak untuk menyelamatkan mereka.
ADVERTISEMENT