Infrastruktur dari Plastik Kini Bukan Wacana Semata

28 Oktober 2019 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Jalan aspal dengan campuran plastik 40 persen lebih stabil ketimbang jalan konvensional. Foto: Dok. Chandra Asri
zoom-in-whitePerbesar
com-Jalan aspal dengan campuran plastik 40 persen lebih stabil ketimbang jalan konvensional. Foto: Dok. Chandra Asri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nilai guna plastik tidak begitu saja menguap setelah pemakaian pertama. Bahkan sebagai sampah, plastik sangat berguna. Sifatnya yang tidak mudah rusak dan tahan lama membuat plastik bisa digunakan kembali dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Plastik daur ulang sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa produk, seperti talang air dan pipa pembuangan. Kini perhatian beralih ke jalan. Penggunaan plastik sebagai bahan baku pembuatan jalan sangat ampuh mengurangi jumlah sampah plastik, terutama yang memiliki nilai rendah seperti kantong plastik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Balitbang PUPR) telah lama melakukan penelitian mengenai manfaat sampah plastik sebagai bahan baku pembuatan jalan. Hasilnya, menurut Kepala Balitbang PUPR Danis Sumadilaga, di Indonesia dibutuhkan 2,5 ton sampah plastik untuk jalan sepanjang satu kilometer dengan lebar tujuh meter.
“Untuk jalan dengan beban lalu lintas berat dibutuhkan dua lapisan plastik, sehingga kebutuhannya bisa mencapai lima ton,” kata Danis, dikutip dari laman web Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia (Kemenko Kemaritiman RI).
ADVERTISEMENT
Kantong plastik bekas pakai sangat berguna sebagai campuran aspal dalam pembangunan jalan karena dalam kondisi cair, plastik memiliki sifat pengikat yang sangat baik. Sifat ini mirip dengan bitumen, bahan yang digunakan untuk mengikat kerikil dalam pembuatan aspal pembangun jalan.
Sebagaimana plastik adalah produk turunan petrokimia, bitumen adalah hasil ikutan dari penyulingan minyak. Keduanya adalah polimer, dan keduanya terdiri dari untaian panjang molekul yang saling mengikat dengan kuat. Ketika plastik cair ditambahkan ke dalam campuran bitumen dan kerikil, plastik mampu mengikat keduanya dengan kuat sehingga jalan yang dibangun menjadi lebih tahan lama.
Hal tersebut telah dibuktikan lewat penelitian Balitbang PUPR mengenai stabilitas jalan aspal dengan campuran kantong plastik bekas berjenis High Density Polyethylene (HDPE). Hasil penelitiannya: stabilitas jalan meningkat 40 persen.
ADVERTISEMENT
Peningkatan stabilitas jalan itu bisa terjadi karena plastik mencegah terjadinya lubang jalan. Lapisan plastik cair yang mengisi ruang antara kerikil dan bitumen berfungsi menghalangi air hujan meresap dan menyebabkan kerusakan struktural pada jalan.
com-Aspal Plastik di rest area Tangerang-Merak Foto: Dok. PUPR
Penggunaan limbah plastik sebagai campuran aspal juga sudah dinyatakan aman dan bebas dari ancaman racun pada plastik. Hal tersebut sudah dilakukan lewat berbagai uji klinis di Balitbang PUPR tentang limbah plastik.
“Hasilnya tampak sangat baik dan sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan. Bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan. Ketika diukur suhunya masih aman yaitu 150-180 derajat celcius, plastik tidak terdegradasi. Masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat celcius, sehingga belum memasuki tahap mengeluarkan racun,” ujar Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Deded P. Syamsudin, dikutip dari laman web Direktorat Jenderal Bina Marga.
ADVERTISEMENT
Pada Juli 2017, Kementerian PUPR melaksanakan uji coba menggelar aspal plastik sepanjang 700 meter di Universitas Udayana, Bali. Setelah Bali, PUPR juga menggelar aspal plastik di Bekasi, Makassar, Solo, Surabaya, dan Tangerang.
Kementerian PUPR tidak bergerak sendiri. Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan kerja sama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator Kemaritiman.
“Sampah plastik ini muaranya ke laut, inilah mengapa Menko Kemaritiman yang bergerak. Kalau sampah botol dicari orang, tetapi sampah kantong plastik kresek tidak ada nilai ekonomisnya. Sekarang kita coba agar sampah plastik itu punya nilai ekonomi yang tinggi,” kata Menteri Basuki Hadimuljono saat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melihat langsung penerapan Teknologi Campuran Beraspal Menggunakan Limbah Plastik di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Agustus 2017.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pemerintah, pihak swasta — salah satunya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) — juga menerapkan pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal. Bersama Pemerintah Kota Cilegon, Chandra Asri membangun 19 km jalan aspal plastik di Cilegon.
Dalam pengerjaan implementasi aspal plastik, Chandra Asri mendapat pendampingan teknis oleh Kementerian PUPR dan menyediakan sendiri sampah plastik yang digunakan dalam pencampuran aspal ini, yang berjenis High Density Polyethylene (HDPE) dan berbentuk kantong plastik kresek.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk