Ini Alasan Kenapa Air Liur Anjing ‘Haram’ menurut Sains

26 Oktober 2022 7:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing herder. Foto: Gettyimages
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing herder. Foto: Gettyimages
ADVERTISEMENT
Anjing sudah menjadi hewan peliharaan manusia sejak lama. Mereka dikenal sebagai hewan penurut dan setia, punya kebiasaan menjilat wajah atau tangan pemiliknya saat ingin bermanja ria. Tapi, tahukah kamu bahwa jilatan anjing di bagian wajah atau mulut bisa menyebabkan komplikasi serius dalam kasus-kasus tertentu?
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu dialami oleh seorang wanita paruh baya di Inggris. Dia merasakan infeksi setelah dijilat oleh anjing peliharaannya. Perempuan itu bahkan harus dirawat selama berminggu-minggu dengan kegagalan beberapa organ.
Kasus ini disebut sebagai ‘lick of death” diceritakan dalam jurnal BMJ Case Report pada 2016 lalu. Kisah bermula saat si wanita menelepon kerabatnya dan bilang bahwa dia mengalami gangguan berbicara dan beberapa gejala lain.
Merasa khawatir, kerabatnya memutuskan untuk memanggil ambulans agar lansia yang tidak disebutkan namanya itu bisa segera dibawa ke rumah sakit. Namun, saat paramedis tiba di rumahnya, si wanita ditemukan pingsan.
Di rumah sakit, pasien akhirnya sadar. Dia mengaku tidak mengalami gejala apa pun selain dari sakit kepala parah sehari sebelum dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Empat hari kemudian, kondisi pasien kembali memburuk. Dia menderita kebingungan, sakit kepala, diare, demam tinggi, dan gagal ginjal.
Ilustrasi tidur bersama anjing. Foto: Thinkstock
Hasil pemeriksaan dokter juga menunjukkan pasien mulai mengalami penurunan fungsi hati dan gagal pernapasan. Lansia itu lalu dipindahkan ke ruang perawatan intensif saat mengalami sepsis parah, umumnya dikenal sebagai keracunan darah.
Pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi dari bakteri Capnocytophaga canimorsus. Meski jarang, bakteri ini bisa ditemukan di mulut kucing dan anjing. Anehnya, tak ada bekas gigitan atau goresan anjing pada bagian tubuh pasien, ini membuat dokter percaya bakteri menular lewat jilatan hewan peliharaan.
“Laporan ini menyoroti bahwa infeksi bisa terjadi tanpa gigitan. Ini juga mengingatkan kita bahwa lansia berada pada risiko infeksi yang lebih tinggi, mungkin karena disfungsi kekebalan terkait usia,” tulis peneliti sebagaimana dikutip IFL Science.
ADVERTISEMENT
Untuk memulihkan kondisinya, pasien harus dirawat di rumah sakit secara intensif selama 2 minggu sampai infeksi sembuh berkat antibiotik.
Ilustrasi Ginjal. Foto: Shutterstock
Kasus lain juga pernah dilaporkan di European Journal of Case Reports in Internal Medicine (EJCRIM), ketika pasien mengalami sepsis parah dan gejala lain hingga meninggal dunia akibat infeksi bakteri C. canimorsus yang ditularkan dari jilatan anjing.

Risiko infeksi C. canimorsus rendah

Risiko terkena infeksi C. canimorsus sebenarnya rendah bagi kebanyakan orang. Tapi beberapa orang bisa mengalami komplikasi parah jika terinfeksi bakteri ini, seperti orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, orang yang minum alkohol berlebih, orang yang tidak punya limpa, atau pasien yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Dalam skenario terburuk, infeksi bisa menyebabkan serangan jantung, gagal ginjal, dan gangren. Beberapa orang bahkan harus mengamputasi tangan, kaki, atau anggota tubuh lain yang terinfeksi bakteri. Sekitar 3 dari 10 orang yang mengalami infeksi parah berakhir meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Hal terakhir yang harus dilakukan adalah memperingatkan orang-orang bahwa mereka akan terinfeksi jika dijilat atau dicium oleh anjing," kata Dr Bruce Farber, kepala penyakit menular di North Shore University Hospital.