Ini Alasan Kenapa Bangunan Romawi Bisa Tahan 2.000 Tahun

10 Januari 2023 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pantheon, Paris  Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pantheon, Paris Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bangunan peninggalan Romawi masih bisa berdiri bahkan 2.000 tahun. Sebut saja Pantheon dan Colosseum. Bangunan ini bertahan lintas milenium dengan kerusakan yang sangat sedikit. Apa rahasianya?
ADVERTISEMENT
Bahkan ilmuwan modern tidak bisa memahami sepenuhnya bagaimana konstruksi Romawi bisa bertahan lintas milenia. Namun penemuan terbaru mengungkap sedikit tabir tukang Romawi Kuno ini.
Penelitian oleh ilmuwan dari AS, Inggris dan Swiss menganalisa bongkahan di situs arkeologi Privernum dekat Roma. Sampel beton tersebut dianalisa menggunakan raman spectroscopy dan energy dispersive spectroscopy (EDS).
Mereka menemukan bahwa memang, dahulu tukang Romawi menggunakan teknik khusus dalam membentuk adonan. Sebelumnya ada argumen bahwa kuncinya adalah adonan semen dengan campuran debu lava.
Menurut penemuan Admir Masic, seorang insinyur lingkungan di MIT, telah mempelajari beton Romawi kuno selama beberapa tahun, masih ada senyawa yang tidak bisa dijelaskan di campuran beton tersebut.
Senyawa tersebut adalah bahan berwarna putih yang disebut sebagai ‘lime clasts', yang sempat dikira adalah hasil adonan yang tidak bersih. Namun setelah diteliti, ternyata lime clast inilah yang membuat kokoh beton Romawi Kuno.
ADVERTISEMENT
Lime clast ini terbuat dari kalsium karbonat, yang hanya terbentuk dalam temperature tinggi. Ilmuwan--pada makalah yang terbit di jurnal Science Advance per 6 Januari 2023 tersebut--menyebut prosesnya sebagai “adonan panas”, di mana semen dan bahan adonan beton dicampur dan temperatur tinggi.
Wisatawan antre di pintu masuk Colosseum ketika Italia mulai melonggarkan beberapa pembatasan akibat COVID-19, di Roma, Italia, Jumat (1/4). Foto: Guglielmo Mangiapane/Reuters
“Manfaat pencampuran panas ada dua,” kata ujar Admir Masic, kepada Arstechnica.
“Pertama, ketika keseluruhan beton dipanaskan hingga suhu tinggi, hal itu memungkinkan proses kimiawi yang tidak mungkin terjadi jika Anda hanya menggunakan kapur mati, menghasilkan senyawa terkait suhu tinggi yang tidak akan terbentuk jika dilakukan tidak (dalam suhu tinggi). Kedua, peningkatan suhu ini secara signifikan mengurangi waktu pengerasan karena semua reaksi dipercepat, memungkinkan konstruksi yang jauh lebih cepat.”

Punya kemampuan menambal retakan

Salah satu penyebab mengapa beton Romawi tahan lama adalah kemampuan pemulihan otomatis. Senyawa kalsium karbonat lime calst ketika terekspos dengan air akan terurai, yang mengisi celah retakan. Senyawa ini kemudian mengkristal dan mengikat satu sama lain, menyembunyikan retakan yang muncul.
ADVERTISEMENT
Masic dan kolega menemukan bahwa adonan yang sama digunakan di konstruksi Romawi Kuno lainnya.