Ini Alasan Orang Mesir Kuno Menyukai Kucing

19 April 2021 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Orang Mesir kuno terkenal menyukai apa pun tentang kucing. Hal ini terlihat dari banyaknya artefak berbentuk kucing, mulai dari patung dengan ukuran yang sangat besar sampai makam kucing peliharaan berusia 2.000 tahun yang ditemukan pada Maret 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Mengapa orang Mesir kuno sangat terobsesi dengan kucing?
Menurut pameran yang dibuat National Museum of Asian Art pada 2018, masyarakat Mesir kuno menganggap kucing memiliki dua sifat yang berbeda. Sifat pertama, kucing dianggap bisa menjadi pelindung bagi orang Mesir kuno, namun di sisi lain kucing juga dianggap hewan yang mandiri dan galak.
Bagi orang Mesir kuno, hal tersebut membuat kucing tampak seperti makhluk khusus yang patut diperhatikan. Hal itu juga yang kemungkinan membuat orang Mesir kuno membuat patung-patung berbentuk kucing.
Temuan arkeologi baru, patung kepala kucing saat dipamerkan di Kairo, Mesir. Foto: AFP/Khaled DESOUKI
Contoh paling populer hasil dari pemikiran ini adalah patung sepanjang 73 meter, The Great Sphinx of Giza. Demikian juga Dewi Sakhmet yang digambarakan memiliki tubuh manusia dengan kepala singa. Dewi Sakhmet dikenal sebagai dewa pelindung pada saat fajar dan senja.
ADVERTISEMENT
Orang Mesir kuno juga mencintai kucing karena kemampuannya berburu tikus dan ular. Menurut University Collage London, warga mesir kuno kerap menamai anak perempuan dengan nama “Mitt” yang dalam bahasa Mesir diartikan sebagai kucing. National Geographic melaporkan bahwa kucing setidaknya sudah dipelihara orang Mesir kuno sejak 4.000 tahun yang lalu.
Namun, obsesi orang Mesir kuno terhadap kucing tidak selalu dalam bentuk menyayangi. Pada 700 tahun sebelum masehi, orang Mesir kuno telah membuat peternakan kucing khusus pembiakan anak kucing untuk dibunuh dan dimumikan bersama orang yang meninggal.
Ilustrasi patung sphinx Firaun Ramses II di Museum Penn, Philadelphia, AS. Foto: Museum Penn
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Scientific Reports, para ilmuwan telah meneliti kucing yang telah dimumifikasi. Hasilnya, para peneliti mengatakan kucing yang dimumifikasi berusia sangat muda dan dibunuh dengan cara dipatahkan lehernya.
ADVERTISEMENT
“Mereka sering kali dipelihara untuk tujuan itu,” ujar salah satu peneliti, Richard Johnston, seperti dikutip Live Science.
Profesor arkeologi dari Toronto University, Mary-Ann Wegner, mengatakan banyak orang Mesir kuno membunuh kucing sebagai bentuk persembahan kepada dewa Mesir.
“Itu adalah sarana untuk menenangkan atau mencari bantuan dari dewa selain membaca doa secara lisan,” ujar Wegner.
(MRT)