Ini Bahaya Hirup Polusi Udara dari Dalam Mobil menurut Peneliti

6 Desember 2023 7:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Pondok Pinang-TMII dengan berlatar belakang gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Pondok Pinang-TMII dengan berlatar belakang gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jangan pikir saat kamu di dalam mobil, kamu bakal terhindar dari polusi udara. Enggak seaman itu, gais. Peneliti sebut polusi udara bisa merangsek masuk ke dalam mobil akibat filter udara yang buruk, apalagi saat berada di mobil angkot.
ADVERTISEMENT
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi udara dalam jangka pendek dan jangka panjang telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, diabetes, obesitas, dan alzheimer. Studi juga menunjukkan paparan polusi udara yang kronis dapat berdampak pada hampir setiap organ dalam manusia.
Kini, para ilmuwan dari University Washington menemukan bukti bahwa menghirup udara tanpa filter dari dalam mobil dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang cukup signifikan, dan ini berlangsung selama lebih dari 24 jam.
Peneliti mencoba merekrut 16 orang relawan berusia 22 hingga 45 tahun untuk mengemudi dan melewati lalu lintas di Seattle selama tiga hari antara 2014 dan 2016. Peneliti ingin mengetahui dampak paparan polutan di jalan raya terhadap tekanan darah.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua eksperimen, polusi dibiarkan masuk ke dalam kendaraan. Sementara hari ketiga, kendaraan dilengkapi dengan filtrasi udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA). Setiap hari, tekanan darah para peserta diukur sebelum, selama, dan setelah berkendara.
Petugas Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta melakukan uji emisi kendaraan bermotor di Lapangan Monas, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hasil studi yang terbit di jurnal Annals of Internal Medicine menjelaskan tekanan darah para peserta melonjak saat polusi masuk ke dalam mobil. Tekanan darah ini berlangsung selama 24 jam setelah mereka terpapar polusi.
“Kami melakukan pengujian hingga 24 jam, dan menemukan peningkatan terus berlanjut selama periode tersebut,” ujar Joel Kaufman, profesor di Environmental & Occupational Health Science, Medicine, and Epidemiology Department di University of Washington.
“Besar dampaknya [polusi udara], sekitar 4,5 mmHg pada tekanan darah diastolik selama dua jam berkendara di pagi hari dan melonjak di keesokan harinya.”
ADVERTISEMENT
Kaufman bilang, efek dari paparan polusi udara terhadap tekanan darah bahkan lebih besar ketimbang mengonsumsi garam yang terkandung di dalam makanan. Peningkatan tekanan darah ini bisa menjadi faktor utama risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Ironisnya, menurut Kaufman, banyak mobil saat ini tidak menggunakan filter HEPA, apalagi angkot.
“Jika berada di angkutan umum, memakai masker yang efektif, seperti N95, bukanlah ide yang buruk, yang mungkin ingin Anda lakukan karena alasan lain untuk melindungi diri dari penyakit pernapasan,” kata Kaufman.