Ini Burung yang Sanggup Terbang Tinggi Tembus Awan Paling Atas

14 Februari 2022 6:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pelestari lingkungan memegang kepala burung bangkai griffon setelah ditangkap untuk melindungi dan meningkatkan populasinya di Israel. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pelestari lingkungan memegang kepala burung bangkai griffon setelah ditangkap untuk melindungi dan meningkatkan populasinya di Israel. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ada banyak jenis burung di dunia. Tapi yang mampu terbang tinggi masih bisa dihitung jari. Salah satunya adalah vultur ruppel, burung yang memegang rekor terbang tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Vultur ruppel mampu terbang di ketinggian mencapai 11.200 meter di atas permukaan laut. Sebagai pembanding, awan tertinggi seperti Cirus dan Cirrocumulus berada di ketinggian 5.000 hingga 15.000 mdpl. Sementara Gunung Everest punya ketinggian 8.849 mdpl. Artinya, vultur ruppel bisa terbang melebihi puncak gunung tertinggi di dunia atau bahkan menembus awan Cirus dan Cirrocumulus.
Di ketinggian tersebut, kadar oksigen sangat rendah. Tubuh burung dengan nama ilmiah Gyps rueppelli ini mengandung jenis hemoglobin khusus yang membuat asupan oksigen lebih efektif.
Vultur ruppel bisa tumbuh hingga 1 meter dengan berat 7-9 kg. Lebar sayapnya 2,3-2,5 meter. Mereka terbang dengan kecepatan 35/jam dan dapat terbang di udara selama berjam-jam. Vultur ruppel masuk dalam keluarga burung nasar alias pemakan bangkai.
ADVERTISEMENT
Burung hering griffon membentangkan sayapnya dengan tag lacak saat bersiap untuk terbang. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
Mereka memiliki penglihatan yang tajam, bisa melihat bangkai dari ketinggian yang luar biasa. Memburu mangsa di sabana terbuka dengan lingkungan yang sedikit kering. Vultur ruppel biasanya hidup berkoloni, dan bisa muncul dalam jumlah yang cukup banyak.
Burung ini bisa ditemukan di benua Afrika, tersebar di beberapa negara seperti Mali, Nigeria, Ethiopia, hingga Kenya. Vultul ruppel juga bisa ditemukan di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, meski populasinya sangat terbatas. Biasanya, mereka membuat sarang di tebing berbatu, tapi terkadang mereka juga membuat sarang di pohon.
Menurut data IUCN, Vultul ruppel telah terdaftar dalam spesies Sangat Terancam Punah karena mengalami penurunan populasi yang sangat tajam. Di alam liar, populasi Vultur ruppel diperkirakan hanya tersisa 22.000 ekor dengan jumlah yang semakin menurun.
ADVERTISEMENT
Penurunan ini diduga karena hilangnya habitat dan konversi ke sistem agro-pastoral, penurunan populasi ungulata liar, perburuan untuk perdagangan, penganiayaan, sengatan listrik dan tabrakan dengan kabel listrik serta keracunan.