Ini Cendrawasih Kerah, Burung Asli Papua dengan Bulu Paling Gelap di Dunia

30 Oktober 2020 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung Cendrawasih Kerah. Foto: Natasha Baucas/flickr (CC BY-SA 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Burung Cendrawasih Kerah. Foto: Natasha Baucas/flickr (CC BY-SA 2.0)
ADVERTISEMENT
Burung Cendrawasih terkenal dengan keindahan bulunya. Saking menawannya bulu mereka, burung ini disebut sebagai birds of paradise atau burung surga.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah kamu kalau selain burung Cendrawasih berwarna-warni yang kita kenal, ternyata ada spesies Cendrawasih yang punya bulu super hitam? Menurut penelitian yang dipimpin Harvard University di jurnal Nature Communications, burung Cendrawasih Kerah jantan punya bulu paling gelap di dunia.
"(Bulu) hitam ini sangat gelap sehingga mata Anda tidak bisa fokus pada permukaannya; terlihat seperti gua, atau lubang hitam kabur di angkasa," kata Dakota McCoy, penulis utama studi tersebut dalam pemaparannya di The Conversation.
Burung Cendrawasih Kerah (Lophorina superba) merupakan burung khas hutan hujan Papua Nugini. Mereka berukuran sekitar 26 cm. Dan seperti namanya, mereka punya kerah berwarna hijau kebiruan di sekitar leher.
Umumnya, burung Cendrawasih Kerah betina memiliki warna cokelat. Adapun untuk pejantan, mereka punya bulu super hitam.
ADVERTISEMENT
Melalui pengukuran optik, peneliti menemukan bahwa bulu Cendrawasih Kerah mampu menyerap hingga 99,95 persen cahaya. Karakteristik tesebut membuat bulu Cendrawasih Kerah punya tingkat penyerapan cahaya sedikit di bawah warna hitam paling pekat di dunia, Vantablack, yang menyerap 99,96 persen cahaya.
Tidak seperti bulu burung pada umumnya yang punya bulu terstruktur rapi, bulu burung Cendrawasih Kerah tampak seperti hutan yang tidak beraturan. Menurut peneliti, fitur bulu tersebutlah yang menjadikan Cendrawasih Kerah mampu menyerap cahaya dengan persentase sebesar itu.
Bulu super hitam milik Burung Cendrawasih Kerah juga mampu menyerap cahaya meskipun telah dilapisi dengan emas atau logam yang mengilap. Menurut McCoy, kemampuan itu disebabkan karena 'kegelapan' bulu Cendrawasih Kerah dihasilkan dari struktur fisik permukaannya, dan bukan sekadar pigmen kulit.
Perbandingan bulu burung Cendrawasih Kerah (kanan) dengan burung gagak Halmahera (kiri). Foto: McCoy, et al/Nature Communications
"Bit kecil berbentuk khusus ini menempel untuk membentuk permukaan yang rumit dan bergerigi; bersama-sama mereka bertindak sebagai perangkap cahaya mikroskopis," kata McCoy.
ADVERTISEMENT
"Ketika sinar cahaya mengenai mikrostruktur permukaan ini, mereka berulang kali tersebar di sekitar bentuk dan diserap, daripada dipantulkan kembali ke pengamat. Ini adalah proses berulang: Setiap kali terjadi peristiwa hamburan (cahaya), sebagian cahaya diserap hingga hampir terserap seluruhnya," sambungnya.
McCoy menambahkan, bulu hitam Cendrawasih Kerah berfungsi untuk melindungi mereka dari predator. Dengan bulu berwarna gelap, Cendrawasih Kerah bisa berkamuflase di hutan.
Namun, ada pula fungsi lain dari bulu super gelap yang dimiliki Cendrawasih Kerah: seks. "Bulu super hitam membantu burung jantan terlihat lebih cantik di mata betina," kata McCoy.
Untuk menarik perhatian betina, Cendrawasih Kerah jantan akan menari dengan penuh semangat dan menampilkan bercak super hitam mereka. Tarian ini dipakai untuk memastikan kalau betina tidak bisa melihat apapun selain si pejantan.
ADVERTISEMENT
"Jelas, burung Cendrawasih betina lebih menyukai jantan dengan bulu super hitam," kata McCoy.
"Saat betina memilih jantan yang paling mengesankan untuk kawin, gen bulu yang mempesona itu diturunkan ke generasi mendatang sementara gen jantan yang kurang bagus, yang diabaikan oleh betina, tidak. Seleksi seksual mendorong evolusi menuju bulu super hitam."