Ini Fungsi Sidik Jari untuk Kehidupan Manusia

5 Januari 2020 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tangan dan sidik jari. Foto: piqsels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tangan dan sidik jari. Foto: piqsels
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1910, Thomas Jennings berhasil kabur dari lokasi pembunuhan, namun meninggalkan petunjuk kecil nan sangat penting. Petunjuk yang menentukan nasibnya di depan hukum sebagai seorang pembunuh adalah sebuah sidik jari.
ADVERTISEMENT
Selain kasus yang ditangani oleh Inspektur Eduardo Alvarez di Argentina, kasus Jennings menjadi yang pertama, dalam investigasi kriminal, yang menjadikan sidik jari sebagai bukti kejahatan.
Setelah kasus Jennings, peran sidik jari menjadi sangat vital dalam penyelidikan forensik. Penanda identitas yang unik ini sangat ideal untuk menuntun para petugas keadilan mencari sosok pelaku kejahatan.
Tentunya, sidik jari tidak hanya berguna untuk mengidentifikasi setiap manusia. Terlepas dari keperluan penyelidikan forensik, sidik jari juga punya manfaat lain.
"Orang-orang memiliki dua gagasan tentang sidik jari, yakni membantu menguatkan cengkeraman, dan itu membantu meningkatkan persepsi sentuhan," ungkap Profesor Roland Ennos, peneliti biomekanik dan biologi di University of Hull, di Inggris seperti dikutip dari Live Science.
Teknologi pemindai sidik jari di layar Qualcomm. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Guratan pada sidik jari menciptakan gesekan antara tangan manusia dan permukaan benda yang disentuhnya. Berkat kondisi ini, manusia dapat mencengkeram permukaan yang basah, membuat tangan tidak tergelincir.
ADVERTISEMENT
Sidik jari berguna pula untuk mencegah lecet. Menurut Ennos, guratan sidik jari juga membuat kulit tidak mudah lepuh. Sementara pada saat yang sama, sidik jari juga membiarkan kulit untuk meregang pada sudut yang tepat.
Sementara itu, Georges Debregeas, seorang ahli biologi di Sorbonne University, Paris, Prancis, menjelaskan fungsi sidik jari secara lebih terperinci. Menurutnya, pada jari-jari kita ada empat jenis reseptor mekanik, atau sel yang merespons stimulasi mekanis (seperti sentuhan). Salah satu reseptornya ialah sel darah pacinian, yang terletak sekitar 2 milimeter di bawah permukaan kulit di ujung jari. Reseptor ini memediasi persepsi tekstur.
Saat manusia menyentuh suatu permukaan benda, sidik jarinya akan mengirimkan frekuensi getaran ke sel darah pacinian yang sangat sensitif. Berkat hal ini, reseptor mekanik dapat menampung informasi sensorik.
Tangan seekor bayi gorila di Taman Zoologi Saint-Martin-la-Plaine, Prancis. Foto: AFP/JEAN-PHILIPPE KSIAZEK
Namun, apa manfaat informasi sensorik ini untuk kehidupan manusia? Selama ribuan tahun, tangan manusia telah menjadi alat penting untuk menemukan dan mengolah makanan. Kepekaan jari terhadap tekstur sangat bermanfaat guna mendeteksi jenis makanan yang layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
"Alasan mengapa kita perlu mendeteksi dan memilah berdasarkan tekstur adalah karena kita ingin memisahkan makanan yang baik dari makanan yang buruk," tutur Debregeas. Kepekaan sentuhan membantu manusia untuk menghindari makanan yang busuk atau terinfeksi.
Selain manusia, sidik jari dan sel darah pacinian juga dimiliki oleh hewan lain, seperti simpanse dan koala, yang mengandalkan kepekaan sentuhan untuk menemukan makanan yang tepat.
Teori Debregeas pun berkaitan dengan pernyataan Ennos, tentang sidik jari yang dapat menguatkan cengkeraman. "Sidik jari memungkinkan kita untuk mengoreksi kekuatan secara langsung saat kita akan mencengkeram objek," imbuh Ennos.
Misalnya, saat tangan manusia tergelincir memegang sesuatu, sidik jari membantu pendeteksian perubahan permukaan sehingga tangan dapat menyesuaikan cengkeraman. Hal ini menunjukkan bahwa indera sentuhan dan cengkeraman manusia berkembang bersama secara bersamaan.
ADVERTISEMENT