Ini Gambaran Jika Matahari Sekarat, Kiamat Perlahan di Tata Surya

21 Januari 2021 6:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay
ADVERTISEMENT
Matahari telah menerangi tata surya dan menjadi jantung bagi galaksi Bima Sakti selama 4,5 miliar tahun. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengatakan bahwa itu sudah mencapai setengah umur siklus hidupnya.
ADVERTISEMENT
Saat Matahari menerangi dan menjadi pusat perputaran tata surya, saat itulah Matahari menggunakan bahan bakarnya. Jika habis, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah yang bisa menelan Bumi.
Di titik ini, Matahari telah menjadi bintang yang sekarat dan sudah berada di tahap akhir evolusinya. Matahari akan kehabisan hidrogen. Ukurannya mulai membesar dan akan mendingin seperti balon yang mengembang.
Berdasarkan perkiraan NASA, raksasa merah itu akan memancarkan cahaya 2.000 kali lebih terang dari Matahari saat ini. Ditambah dengan ukurannya yang semakin membesar, bintang itu mampu melahap planet terdalam yang paling dekat dengannya, seperti Merkurius dan Venus.
Badai matahari Foto: Neil Mclntosh/flickr
Sementara Bumi masih akan berada di luar jangkauannya. Namun dengan ukuran besar dan cahaya 2.000 kali lebih terang, bintang raksasa itu mampu menciptakan kiamat bagi tempat tinggal manusia ini.
ADVERTISEMENT
"Air dan atmosfer di Bumi akan mendidih, sehingga tidak menyisakan apa pun selain batu hangus dan tak bernyawa," kata Ilmuwan NASA, Kelly Whitt.
"Mars akan membutuhkan beberapa saat untuk memanas, tetapi, pada akhirnya, Mars akan berada di luar zona layak huni bagi manusia juga,” lanjutnya.
Pada saat itu, satu-satunya tempat yang bisa dihuni manusia di tata surya ini adalah bulan-bulan alami milik planet luar. Namun, itu juga tidak akan bertahan lama, karena gaya gravitasi raksasa merah di tata surya jauh lebih lemah daripada Matahari yang sekarang.
Pergerakan Matahari Selama 10 Tahun Foto: Solar Dynamics Observatory/NASA
Hal ini akan mengakibatkan orbit planet bisa terganggu. Fase ini bisa berlangsung selama satu miliar tahun, atau sampai Matahari melepaskan gas dan membentuk apa yang disebut nebula planet.
ADVERTISEMENT
Pada tahap ini gas bintang akan menghilang ke angkasa dan meninggalkan inti bintang atau katai putih dan Matahari akan padam. Besar kemungkinan, manusia juga telah punah pada masa ini. Sama seperti yang terjadi pada hewan purba dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Matahari baru setengah jalan dari siklusnya. Jantung tata surya itu tidak akan memasuki kematiannya hingga lima miliar tahun ke depan.
"Bintang kita akan terbakar sekitar 9 atau 10 miliar tahun lagi. Jadi Matahari baru menjalani setengah jalan hidupnya. Jangan khawatir. Masih ada lima miliar tahun lagi," tegas dia.