Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ini Gambaran yang Bakal Terjadi kalau Manusia Hilang dari Bumi
16 Juni 2023 11:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kamu pernah bertanya, kira-kira apa yang bakal terjadi kalau seluruh manusia di Bumi mendadak menghilang? Apakah hutan akan kembali subur, dan Bumi jauh lebih baik? Bagaimana dengan rumah kita? Siapa yang bakal memberi makan hewan peliharaan?
ADVERTISEMENT
So, mari kita bahas lebih lanjut.
Carlton Basmajian, Associate Professor of Community and Regional Planning Urban Design di Iowa State University, menjelaskan di The Conversation, jika manusia tiba-tiba menghilang dari Bumi, maka yang paling terasa adalah kesunyian.
Kamu mungkin menyadari betapa bisingnya Bumi. Suara mobil, motor, mesin pesawat, pengeras suara, semuanya bercampur aduk dengan suara alam. Ketika manusia menghilang, suara-suara itu lenyap, hanya menyisakan hening tak berujung.
Setahun Bumi tanpa manusia, langit akan menjadi lebih biru, udara lebih bersih, angin dan hujan membersihkan permukaan Bumi. Semua kabut, asap, dan debu yang dibuat manusia hilang.
Rumah-rumah warga dihuni oleh hewan. Air di dalam pipa yang tidak lagi diakses akan membeku dan meledak saat musim dingin tiba. Bumi jauh lebih gelap dari biasanya karena tidak ada listrik. Dalam jangka waktu lama, rumah-rumah mulai dipenuhi debu.
Rumput liar tumbuh subur di pekarangan rumah, menjalar memenuhi isi ruangan. Banyak tanaman yang belum pernah dilihat sebelumnya bermekaran. Begitu juga dengan pohon yang semakin rindang. Tak ada yang akan menebangnya.
ADVERTISEMENT
Hewan-hewan seperti tikus, babi hutan, rakun, sigung, rubah, dan berang-berang berkeliaran dengan bebas di sekitar rumah, pekarangan, hingga di jalan raya dan trotoar. Hewan yang lebih besar seperti rusa, harimau, macan, coyote, dan beruang juga sesekali berkunjung ke kota.
Tanpa lampu dan listrik, irama alam akan kembali. Satu-satunya cahaya yang menerangi Bumi hanyalah Matahari, Bulan, dan bintang. Makhluk malam merasa senang karena dunianya kembali ke semula, gelap tanpa ada polusi lampu.
Namun, di tengah kegembiraan itu, kebakaran bakal lebih sering terjadi. Petir menyambar pohon atau ladang dan membakar semak-semak belukar, kemudian mengenai rumah dan bangunan. Tanpa ada orang yang mematikan, api terus menyala sampai padam dengan sendirinya.
Di sekitar kota
Bangunan yang tak terurus tidak akan berubah signifikan dalam satu sampai dua tahun. Namun satu dekade berlalu, gedung-gedung pencakar langit mulai retak dengan tanaman kecil bergoyang-goyang melewatinya. Ini terjadi karena Bumi terus bergerak. Gerakan menyebabkan tekanan yang bisa memicu retakan.
ADVERTISEMENT
Selain bangunan, jalan raya juga retak sehingga terlihat seperti pecahan kaca, bahkan pohon tumbuh di antara celahnya. Jembatan perlahan berkarat, termasuk baut dan baloknya. Sementara jembatan beton besar bertahan selama berabad-abad. Bendungan yang dibangun manusia akan terkikis. Tanaman yang manusia makan seperti jagung, tomat, dan kentang juga mulai menghilang.
Hewan ternak menjadi santapan empuk bagi predator puncak. Hewan peliharaan seperti kucing menjadi liar. Sementara anjing banyak yang tidak selamat.
Dunia yang kita ingat masih dapat dikenali samar-samar dalam seribu tahun ke depan. Gedung apartemen, mall, dan pusat perbelanjaan yang runtuh berdiri seperti monumen peradaban yang hilang. Sebagai gambaran, ini persis seperti bangunan kekaisaran Romawi yang runtuh 1.500 tahun lalu.
Bagaimanapun, Bumi mungkin akan jauh lebih baik. Namun sebenarnya, peran manusia bisa membuat Bumi jauh lebih baik kalau bisa menjaganya. Untuk sekarang, tampaknya Bumi bergerak ke arah kehancuran. Sebab, manusia tetap abai dengan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT