Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Indonesia kembali menunjukkan kenaikan, terutama sejak varian Omicron terdeteksi hingga muncul transmisi lokal. Per Minggu (30/1), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan penambahan hingga 12.422 kasus.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, pernah mengatakan kebanyakan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia saat ini telah menginfeksi mereka yang telah lengkap vaksinasinya. Artinya, kita wajib konsisten menerapkan protokol kesehatan, meski sudah divaksin.
Salah satu cara mencegah penularan COVID-19 adalah menggunakan masker dengan benar. Hal ini perlu jadi perhatian karena tidak semua semua jenis masker dapat memblokir tetesan virus yang dikeluarkan saat kita batuk, bersin, berbicara atau sekadar bernapas.
"Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan," ucap dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, kepada kumparan pada Senin (10/1) lalu.
Apa jenis masker terbaik untuk perlindungan dari Omicron?
Menurut panduan masker dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang diperbarui per 14 Januari 2022, masker dan respirator N95 disebut lebih protektif dari masker jenis lain, seperti masker kain dan masker bedah. Masker atau respirator N95 yang dipakai dengan benar dapat menyaring hingga 95 persen partikel di udara berkat bahannya yang pas dan sintetis, yang terdiri dari jaring serat kecil yang diisi dengan energi elektrostatik, seperti dikutip TIME.
Sementara masker KN95, yang setara dengan N95 di China, dimaksudkan untuk memenuhi standar filterasi yang sama. Kemudian masker KF94 yang dibuat di Korea Selatan bisa menyaring hingga 94 persen partikel jika dikenakan dengan benar, menurut pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Masker N95 punya 2.500 jam perlindungan
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences memperkirakan bahwa risiko penularan COVID-19 dapat dikurangi hingga 75 kali lipat ketika pasien dan orang di dekatnya sama-sama mengenakan masker N95 sebagai lawan dari masker bedah. Dan tinjauan penelitian yang diterbitkan pada 2021 menemukan bahwa masker N95 mengurangi separuh risiko petugas kesehatan terkena COVID-19 dibandingkan dengan masker bedah.
Menurut grafik yang dikeluarkan The Wall Street Journal juga terlihat mengapa masker bedah atau kain kemungkinan tidak akan cukup untuk mencegah penyebaran varian omicron. Grafik berdasarkan data dari Gugus Tugas Penanggulangan Pandemi Konferensi Ahli Kesehatan Industri Amerika (ACGHI) yang terbit pada 2021 tersebut menyoroti waktu yang dibutuhkan COVID-19 untuk menyebar berdasarkan masker yang dikenakan seseorang.
ADVERTISEMENT
Apa perbedaan bahan masker N95, bedah, dan kain?
Efektivitas masker adalah kombinasi dari dua elemen utama: Kemampuan material untuk menangkap partikel dan fraksi udara yang dihirup atau dihembuskan keluar dari sekitar masker.
Melansir Fast Company, sebagian besar bahan masker dapat dianggap sebagai jaring kusut dari serat-serat kecil. Partikel yang melewati masker nantinya akan dihentikan ketika mereka masuk dan menyentuh salah satu serat tersebut.
Serat-serat tersebut diketahui berada di masker N95, KN95, dan masker bedah yang dibuat khusus agar efektif menghilangkan partikel dari udara. Seratnya biasanya terbuat dari plastik yang meleleh sering kali polipropilen, dan untaiannya kecil—seringkali berdiameter kurang dari 10 mikrometer atau kira-kira sepertiga lebar rambut manusia.
Serat kecil ini menciptakan sejumlah besar area permukaan di dalam masker untuk menyaring dan mengumpulkan partikel. Meskipun desain dan ketebalan bahan yang digunakan dalam N95, KN95, dan masker bedah dapat bervariasi, media filter yang digunakan seringkali sangat mirip.
Sedangkan bahan masker kain biasanya terbuat dari bahan tenun yang umum, seperti katun atau polyester. Bahan tersebut membuat serat pada masker kain sering kali berukuran besar dan kurang rapat, mengartikan partikel yang masuk dapat dengan mudah melewati material
ADVERTISEMENT
Menambahkan lapisan masker sebenarnya dapat membantu, tetapi menumpuknya dapat membuat kerja masker semakin berkurang. Karena kinerja masker kain, bahkan dengan banyak lapisan, biasanya masih tidak akan sama dengan masker bedah atau N95.