Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wahana bernama Aditya-L1 meluncur dari Sriharikota, sebuah pulau di lepas Teluk Benggala, pada Sabtu (2/9) pukul 11.50 waktu setempat. Roket PSLV XL akan membawanya ke orbit sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi.
Keberhasilan Aditya-L1 lepas ladas terjadi kurang dari dua minggu setelah ISRO sukses dalam misi pendaratan di Bulan bernama Chandrayaan-3. India menjadi negara keempat yang berhasil mendaratkan wahana luar angkasa di Bulan, setelah AS, eks negara Uni Soviet, dan China.
"Peluncuran berhasil, semuanya normal," kata seorang petugas Indian Space Research Organisation (ISRO) yang mengumumkannya dari ruang kendali ketika roket bergerak menuju atmosfer Bumi, seperti dikutip The Guardian.
Soal Misi Aditya-L1
ISRO mengatakan perjalanan Aditya-L1 menuju orbitnya akan memakan waktu sekitar empat bulan. Misinya sendiri untuk mempelajari pusat tata surya, Matahari .
ADVERTISEMENT
Nama Aditya-L1 diambil dari Aditya yang berarti Dewa Matahari dalam agama Hindu dan L1, singkatan dari Lagrange point 1, yang merupakan area di antara Bumi dan Matahari. Lagrange point 1 menjadi tempat yang dituju Aditya-L1 untuk mengamati aktivitas Matahari.
Lokasi tersebut dinilai ISRO cocok untuk misinya karena gaya gravitasi Matahari dan Bumi saling meniadakan, memungkinkan pesawat antariksa untuk 'melayang'. Kondisi ini memungkinkan satelit mengonsumsi sedikit bahan bakar untuk beroperasi.
"(Posisi Lagrange point 1) akan memberikan keuntungan lebih besar dalam mengamati aktivitas Matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa secara real time," jelas ISRO, sebagaimana dikutip CNN.
Pesawat luar angkasa tersebut dilengkapi dengan tujuh instrumen ilmiah, dengan empat di antaranya akan mengamati langsung Matahari. Sementara itu, instrumen lainnya bakal mempelajari partikel angin dan medan magnet Matahari yang melewati Lagrange point 1.
ADVERTISEMENT
Misi utamanya mempelajari atmosfer bagian atas Matahari dan berbagai fenomenanya, seperti lontaran massa koronal —semburan plasma dan energi magnetik dalam jumlah besar dari lapisan terluar Matahari. Semburan itu sangat dahsyat hingga bisa mencapai Bumi dan berpotensi mengganggu operasional satelit.
Data yang didapat Aditya-L1 akan membantu para ilmuwan memprediksi dan memahami aktivitas Matahari, mulai dari angin Matahari hingga jilatan api Matahari. Selain itu, informasinya juga bakal memberikan gambaran lebih jelas tentang cuaca luar angkasa.
Aditya-L1 melengkapi misi luar angkasa lainnya yang juga mempelajari Matahari, salah satunya Parker Solar Probe dari NASA yang sudah 'menyentuh' Matahari sejak 2021.