Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Peneliti berhasil menemukan fosil ular piton tertua di dunia. Fosil kuno ini diperkirakan berusia 48 juta tahun lalu dan ditemukan di Jerman, tepatnya di dekat sebuah danau kuno yang terletak di situs Messel Pit Fossil.
ADVERTISEMENT
Messel Pit Fossil merupakan wilayah bekas tambang minyak serpih (oil shale) dan hampir menjadi tempat pembuangan sampah di Frankfrut pada tahun 1970-an. Saat itu, situs tersebut juga sudah dikenal sebagai lokasi penemuan fosil yang berasal dari zaman Eosen (sekitar 57 juta dan 36 juta tahun yang lalu).
Adapun fosil-fosil yang sudah ditemukan di tempat itu adalah kuda betina yang sedang hamil, kura-kura kawin, dan kumbang berkilau. Per 1995, tempat itu resmi menjadi situs warisan dunia UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan).
Penemuan terbaru ini membantu peneliti mempelajari dari mana asal-usul ular piton. Selama ini, ular piton belum diketahui tempat asalnya. Ada spekulasi bahwa mereka datang dari benua belahan Bumi selatan, namun ada juga dugaan Bumi utara sebagai tempat ular piton berasal.
ADVERTISEMENT
Namun, fosil ular piton yang ditemukan di Jerman tersebut berasal dari spesies Messelophyton freyi (M. freyi). Ini merupakan petunjuk bahwa ular piton berevolusi di wilayah Eropa.
"Sejauh ini, belum ada fosil awal yang akan membantu memutuskan antara asal belahan bumi utara dan selatan," kata rekan peneliti studi Krister Smith, ahli paleontologi vertebrata di Senckenberg Research Institute di Frankfurt, Jerman, seperti dikutip Live Science.
"Fosil baru kami sejauh ini merupakan catatan ular piton tertua, dan (berada di Eropa) mereka mendukung asal usulnya di Belahan Bumi Utara.”
M. freyi memiliki ukuran yang sama dengan ular piton kecil saat ini, panjangnya mencapai hampir 3,2 kaki atau 1 meter dan memiliki sekitar 275 tulang belakang. Piton kuno ini juga memberi petunjuk bahwa spesies ini hidup berdampingan dengan ular boa.
ADVERTISEMENT
Hal ini sangat mengherankan karena di zaman modern, ular boa tidak bisa hidup berdampingan dengan ular sanca. Ular boa hidup di Amerika Selatan dan Tengah, Madagaskar, dan Oseania bagian utara, sedangkan ular sanca menghuni Afrika, Asia Tenggara dan Australia.
"Ini adalah salah satu aspek paling menarik dari penemuan Messelopython," kata rekan peneliti studi Hussam Zaher, profesor dan kurator vertebrata di Museum Zoologi di Universitas São Paulo, Brasil.
Para peneliti sudah mengetahui bahwa ular boa hidup di Eropa selama periode awal Paleogen, yang berlangsung dari 66 juta hingga 23 juta tahun yang lalu. Sekarang, ular sanca masih hidup di sana, dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kedua spesies yang mampu membabat mangsanya sampai mati, bisa hidup berdampingan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan menemukan lebih banyak lagi fosil python dan boa, terutama yang isi perutnya diawetkan. Selain itu, para peneliti dapat melihat fenomena di Florida selatan, di mana spesies piton (Python molurus bivittatus dan P. sebae) dan boa (Boa constrictor) hidup berdampingan sebagai spesies yang sangat merusak.
“Belum jelas apakah ular piton dan boa bersaing memperebutkan sumber daya atau mungkin menggunakan mikrohabitat dan mangsa yang sedikit berbeda," kata Zaher. "Situasi serupa mungkin terjadi di Eropa selama Eosen."
Penemuan fosil ular piton tertua di dunia ini sudah didokumentasikan dalam jurnal Biology Letters.