Ini Satu-satunya Cara untuk Bisa Selamat dari Tsunami 10 Meter

16 November 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tsunami. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tsunami. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah salah satu negara yang dikelilingi oleh zona megathrust, membuatnya rawan mengalami gempa besar dan tsunami. Oleh sebab itu, perlu upaya mitigasi bencana serius untuk menghadapi bahaya gempa megathrust dan tsunami jika sewaktu-waktu terjadi.
ADVERTISEMENT
Menurut Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, satu-satunya cara menyelamatkan nyawa dari gempa dan tsunami megathrust tersebut adalah evakuasi.
Muhari menjelaskan, saat terjadi gempa megathrust diiringi dengan tsunami ketinggian mencapai 10 hingga 15 meter, air bah bisa menghantam apa pun yang ada di darat sejauh 3 hingga 3,5 kilometer. Dampak yang paling parah akan dirasakan oleh orang-orang yang berjarak 1 hingga 1,5 kilometer dari pantai.
Ironisnya, tak ada satu pun struktur bangunan buatan manusia yang bisa menahan dahsyatnya hantaman tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Meski bangunan itu terbuat dari beton atau baja, semuanya akan hancur dihantam gelombang air. Inilah yang terjadi di Jepang saat tsunami raksasa menghantam wilayah Fukushima sehingga menyebabkan bencana nuklir terburuk kedua sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Gelombang tsunami menerjang Kota Miyako di Prefektur Iwate, Jepang, pada 11 Maret 2011. Foto: Mainichi Shimbun / via REUTERS
Ketika terjadi gempa megathrust diiringi dengan tsunami, butuh waktu untuk air mencapai ke darat. Untuk beberapa tempat, air bah bisa sampai dalam waktu kurang dari 10 menit. Artinya, masyarakat yang berada di pesisir benar-benar berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan diri dari tsunami yang menghantam wilayahnya.
Selain itu, ada beberapa yang harus diperhatikan saat gempa terjadi. Muhari mengatakan, jika gempa berlangsung lebih dari 30 detik, ada tidaknya peringatan dini tsunami masyarakat diimbau untuk tetap melakukan evakuasi mencari tempat yang lebih tinggi.
Faktanya, beberapa kejadian tsunami juga tidak diiringi dengan air surut, karena setiap kejadian bencana memiliki karakteristik yang berbeda. Artinya, air surut bukanlah satu-satunya tanda akan terjadi tsunami.
“Jadi, ketika berbicara soal keselamatan jiwa, perlu atau tidak peringatan dini, sangat perlu. Tapi apakah kita harus bergantung pada peringatan dini, enggak. Jadi poinnya adalah ketika kita berada di daerah pesisir, kalau ada guncangan gempa lebih dari 30 detik, tapi tidak ada peringatan dini, segera melakukan evakuasi,” kata Muhari.
ADVERTISEMENT
“Ketika kita bicara tsunami megathrust, satu-satunya kunci untuk menyelamatkan jiwa dari tsunami adalah evakuasi.”