Ini yang Terjadi kalau Manusia Punya Ekor

28 Oktober 2022 7:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot ekor buatan tim peneliti Jepang. Foto: Dok. Keio University Graduate School of Media
zoom-in-whitePerbesar
Robot ekor buatan tim peneliti Jepang. Foto: Dok. Keio University Graduate School of Media
ADVERTISEMENT
Dari manusia kera hingga serigala, kisah manusia punya ekor banyak terdapat dalam cerita rakyat di seluruh dunia. Sering kali tokoh-tokoh ini digambarkan punya kekuatan semacam sihir, atau dianggap sebagai dewa kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
Yang jadi pertanyaan, apa jadinya jika manusia benar-benar punya ekor? Apakah manusia bakal punya kelebihan atau semacam kekuatan super?
Jika melihat evolusi, nenek moyang manusia sebenarnya punya semacam ekor. Tapi ekor tersebut menghilang dalam garis keturunan sekitar 25 juta tahun yang lalu. Hilangnya ekor ini kemungkinan karena nenek moyang kita ingin menghemat energi dan kalori saat mereka mengembangkan keseimbangan.
Menurut Field Project International, sebuah kelompok penelitian dan pendidikan nirlaba, di dunia monyet atau kera, ekor punya beberapa fungsi. Spesies monyet dari “Dunia Baru” berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, misalnya, mereka memiliki ekor yang berfungsi untuk memegang benda, seperti melingkarkannya ke sekitar dahan pohon dan menopang berat badan mereka.
Vervet moyet dengan testis berwarna biru muda. Foto: Flickr
Tapi, kerabat dekat manusia yang berekor disebut monyet “Dunia Lama” yang hidup di Afrika, Asia, dan Eropa Selatan, seperti babon dan kera sebagian besar menggunakan ekor hanya untuk keseimbangan.
ADVERTISEMENT
“Tak satupun dari mereka memiliki ekor yang dapat memegang (benda), karena itu adalah langkah mundur dalam evolusi mereka,” kata Peter Kappeler, antropolog evolusioner di Göttingen University di Jerman, sebagaimana dikutip Live Science.
Ekor panjang berbulu yang dimiliki kera juga berguna untuk membungkus tubuh biar lebih hangat, persis seperti syal. Dan ketika kera hibernasi di musim dingin, ekor bisa berguna sebagai sistem penyimpanan lemak–strategi yang digunakan oleh beberapa mamalia non-primata, seperti berang-berang.
Sementara kanguru, menggunakan ekor kuatnya seperti tripod, membantu menopang berat badan dan menambah kekuatan saat mereka meloncat. Dinosaurus theropoda yang sudah punah, seperti Tyrannosaurus rex punya ekor yang kaku dan berotot bertindak seperti kemudi ketika berlari.
Ilustrasi kanguru. Foto: Ondrej Machart via Unsplash

Jika manusia punya ekor

Jadi, apa yang bakal terjadi jika manusia punya salah satu ekor dari hewan-hewan di atas?
ADVERTISEMENT
Jonathan Marks, antropolog dari University of North Carolina di Charlotte mengatakan, ini bisa mengubah langkah manusia. Misalnya, jika kita punya ekor T. rex, ini akan memaksa badan kita lebih maju ke depan, membuat dada kita sejajar dengan tanah alih-alih berjalan tegak.
Sedangkan kalau manusia punya ekor kanguru, maka kita akan sulit untuk bermanuver tanpa melompat, ekor kita akan terseret dan mengganggu di tanah. Marks juga bilang, ekor yang kita miliki juga akan sering terluka secara tidak sengaja saat menjalani kehidupan sehari-hari, bisa karena terinjak atau terjepit saat menutup pintu.
Sementara ekor yang pendek, ini bisa menyulitkan kita saat duduk kalau kursinya tidak dimodifikasi.
Artinya, jika kita punya ekor, hidup manusia harus menyesuaikan lagi, termasuk bagaimana kita berjalan dan menjalani kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir itu merepotkan (memiliki ekor),” kata Marks.