Ini yang Terjadi pada Tubuh Manusia setelah Meninggal Dunia

18 April 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketika manusia meninggal dunia, jasad bisa memberi tahu banyak hal. Setelah kematian, tubuh akan terurai menjadi bahan organik yang lebih sederhana melalui proses biologis dan kimia.
ADVERTISEMENT
Proses ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Reaksi kimia yang terlibat dalam proses pembusukan tergantung pada suhu ruangan.
Saat musim dingin, tubuh manusia yang mati akan tetap segar dalam waktu lebih lama. Sementara ketika suhu menghangat, mayat akan lebih cepat terurai.
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti di "body farm" di Australia menemukan bahwa mayat dapat bergerak selama proses pembusukan, dan itu bukan hanya sekadar kedutan. Mereka menemukan gerakan terjadi di semua anggota badan, termasuk pada tahap dekomposisi lanjut.
Lantas, apa yang bakal terjadi pada tubuh setelah meninggal dunia? Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip Science Focus.

Rigor mortis

Tahap segar bisa berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu. Salah satu perubahan pertama pada manusia yakni timbulnya pallor mortis, suatu kondisi tubuh mulai pucat akibat kurangnya sirkulasi dan darah berhenti mengalir melalui kapiler. Pallor mortis biasanya muncul dalam waktu sekitar 15 menit setelah kematian.
ADVERTISEMENT
Petugas membungkus jenazah yang ditemukan di kuburan massal, di kota Tarhouna, Libya, (27/10). Foto: Ayman Al-Sahili/REUTERS
Setelah itu masuk rigor mortis, terjadi sekitar dua hingga enam jam setelah kematian. Setelah fase ini, sel-sel mulai rusak karena kekurangan oksigen dan nutrisi. Memasuki proteolisis (pengurangan protein) menyebabkan hilangnya kekakuan dan tubuh menjadi lemas kembali. Secara umum, rigor mortis menghilang 36 jam setelah kematian dan fase berikutnya dikenal sebagai secondary flaccidity.

Kembung

Ketika bakteri di usus tidak bisa lagi dikendalikan, mereka mulai bereproduksi dan memakan tubuh. Sebuah studi yang dilakukan oleh The Human Microbiome Project menemukan, butuh sekitar 58 jam untuk bakteri menyebar ke seluruh tubuh, mulai dari hati, limpa, jantung, dan otak. Proses ini menghasilkan gas yang menyebabkan perut kembung. Di daerah beriklim sedang, perut akan kembung dalam waktu dua hingga tiga hari.
ADVERTISEMENT

Kulit mengelupas

Penumpukan gas meningkatkan tekanan di dalam tubuh, mendorong cairan di antara lapisan kulit dan menyebabkan lapisan luar mengelupas.
Kerangka orang Romawi yang dipenggal. Foto: Dave Webb/Cambridge Archaeological Unit

Cairan keluar dari dalam tubuh

Peningkatan tekanan memaksa cairan tubuh dan organ keluar dari setiap lubang yang ada. Bola mata keluar, bahkan bisa meledak.

Belatung berkembang biak

Bahan kimia yang keluar dari tubuh bisa mengundang lalat yang bertelur di dalam tanah kubur. Setelah belatung menetas, ia akan mulai memakan daging dan organ tubuh.

Serangga lain tiba

Serangga lain seperti kumbang juga tertarik pada tubuh yang membusuk. Selain itu, hewan yang hidup di sekitar kuburan juga bakal muncul untuk memakan daging yang masih menempel di tulang.

Skeletonisasi

Tahap terakhir adalah skeletonization, ketika jaringan lunak sepenuhnya hilang. Pemutihan dan pengelupasan tulang dimulai sekitar sembilan bulan setelah pembusukan. Angin, hujan, erosi, dan abrasi mengambil alih tulang-tulang selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT