Inilah Makhluk Laut yang Bikin Hiu Putih Besar Takut dan Kabur

17 November 2020 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan hiu putih besar. Foto: skeeze via pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan hiu putih besar. Foto: skeeze via pixabay.
ADVERTISEMENT
Ratusan hiu putih besar di perairan Cape Town, Afrika Selatan, perlahan hilang dan tak terlihat lagi keberadaannya dalam beberapa tahun terakhir. Kini pemerintah setempat menduga bahwa hilangnya hiu putih di Cape Town akibat serangan orca atau lebih dikenal dengan sebutan paus pembunuh.
ADVERTISEMENT
False Bay, terletak di lepas pantai timur Cape Town, telah lama terkenal akan keberadaan hiu putih besar. Hewan ini bisa mencapai bobot seberat dua ton dengan panjang tubuh mencapai 5 meter.
Pada 2010 hingga 2016, tercatat ada sekitar 205 individu hiu putih besar yang hidup di False Bay. Namun kini, hanya ada satu individu yang dikonfirmasi terlihat di perairan tersebut.

Gara-gara orca

Sebelumnya, para peneliti dan otoritas setempat mengira kepergian hiu putih besar di perairan Cape Town akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Namun, hilangnya hiu putih juga bertepatan dengan kemunculan dua paus orca di False Bay. Ini membuat para peneliti menduga hilangnya hiu putih besar disebabkan oleh orca alih-alih perubahan iklim.
Paus pembunuh atau orca. Foto: Schmid-Pixabay
Orca dikenal sebagai pemakan hiu putih. Mereka biasanya hanya memakan bagian hati hiu. Paus pembunuh bisa tumbuh dengan panjang delapan meter, berbobot rata-rata sekitar 5,4 ton.
ADVERTISEMENT
“Data mencatat banyaknya hiu putih yang hilang dari habitat mereka,” kata Kementerian Lingkungan Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Bloomberg. “Kemunculan dan kedatangan paus orca diduga kuat menjadi penyebabnya alih-alih karena penangkapan hiu ilegal.”
False Bay adalah salah satu tempat ekowisata di Afrika Selatan. Para pengunjung di sana biasanya menyewa perahu untuk menyaksikan pertunjukan hiu putih besar yang tiba-tiba muncul dari bawah lautan.

Riset buktikan hiu putih kabur saat deteksi orca

Hiu putih besar sebelumnya dianggap sebagai predator tertinggi di laut. Namun, sebuah penelitian kelautan yang dipublikasi Scientific Reports pada 2019, menemukan, bahwa hiu putih besar (Carcharodon carcharias) akan kabur setiap kali mereka mendeteksi keberadaan "paus pembunuh" atau paus orca (Orcinus orca).
ADVERTISEMENT
Kesimpulan peneliti tersebut muncul setelah mereka mengumpulkan data dari dua sumber. Data yang pertama adalah pergerakan 165 hiu putih besar yang diberi tag GPS antara 2006 dan 2013. Data yang kedua adalah data populasi orca, hiu, dan anjing laut, selama 27 tahun yang dikumpulkan oleh Point Blue Conservation Science di Tenggara Pulau Farallon di lepas pantai San Francisco.
"Ketika dihadapkan pada Orca, hiu putih akan segera meninggalkan tempat perburuan pilihan mereka dan tidak akan kembali hingga satu tahun, meskipun orca hanya lewat," kata ahli ekologi kelautan Salvador Jorgensen dari Monterey Bay Aquarium, dikutip Science Alert.
Peneliti kemudian menganalisis data-data tersebut dengan dokumentasi empat pertemuan antara hiu putih besar dan orca yang mereka rekam di Greater Farallones National Marine Sanctuary di California, AS. Dari data tersebut peneliti menemukan kalau setiap kali paus pembunuh muncul di wilayah tersebut, hiu putih besar pergi dengan cepat meninggalkan wilayah mereka dan menjauh hingga musim berikutnya.
ADVERTISEMENT
Hiu putih sendiri tak selalu pergi jauh ketika mendeteksi orca. Menurut peneliti, kadang mereka cuma pindah pada jarak aman di sepanjang pantai atau pergi ke White Shark Cafe, wilayah habitat musim dingin dan musim semi bagi hiu putih besar yang berada di tengah Samudra Pasifik.
Paus Orca muncul ke permukaan Foto: Reuters/Andrew Innerarity
Hingga saat ini tidak jelas mengapa hiu putih besar selalu menghindari orca.
"Saya pikir ini menunjukkan bagaimana rantai makanan tidak selalu linier," kata Jorgensen. "Apa yang disebut interaksi lateral antara predator puncak cukup terkenal di darat tetapi jauh lebih sulit untuk didokumentasikan di lautan. Dan karena interaksi ini sangat jarang terjadi, mungkin perlu waktu lebih lama bagi kita untuk memahami dinamika sepenuhnya."