Jakarta Resmi PSBB, Ini yang Harus Diantisipasi Warga Bodetabek

10 April 2020 7:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto aerial suasana jalanan di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial suasana jalanan di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Seluruh warga DKI Jakarta telah resmi memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) per Jumat (10/4) hingga 14 hari ke depan. Jakarta, sebagai episentrum penyebaran virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia, menjadi daerah pertama yang menerapkan PSBB usai mendapat lampu hijau dari Menkes Terawan Agus Putranto pada 7 April silam.
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan PSBB tidak akan secara penuh membatasi aktivitas warga, baik secara sosial maupun ekonomi. Roda berbagai sektor penting dipastikan tetap berjalan, seperti pemerintahan, industri kesehatan, pangan, energi, komunikasi, hingga logistik distribusi barang.
Sejumlah moda transportasi juga masih diperbolehkan untuk beroperasi ketika PSBB berlaku, namun kuota jumlah penumpang dibatasi. Bagi pelaku usaha yang tetap beroperasi di luar kategori-kategori tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan bakal ada sanksi tegas. Sesuai Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, pelanggar aturan terancam denda Rp 100 juta dan hukuman penjara maksimal satu tahun.
"Nanti ada pengawasan, penertiban, dan kita akan kerahkan seluruh kekuatan di Pemprov, TNI, dan polisi untuk kita tertibkan," kata Anies dalam wawancara eksklusif bersama kumparan, Kamis (9/4).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konferensi pers terkait Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) untuk DKI Jakarta, Selasa (7/4). Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, punya pendapat sendiri terkait penerapan PSBB di Jakarta. Menurutnya, daerah-daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi juga perlu dipantau agar tidak menjadi episentrum penyebaran virus corona baru. Konsekuensi semacam itu mungkin saja terjadi.
ADVERTISEMENT
“Sekian juta orang yang biasanya hidup di Jakarta, atau beraktivitas di Jakarta pada siang hari, itu semua akan kembali ke daerah-daerah penyangga, apakah itu Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, dan sebagainya. Itu mereka akan tinggal di sana. Akibatnya apa, kapasitas populasi di siang hari itu akan meningkat secara tajam selama PSBB,” ujar Amin pada Rabu (8/4).
Ia melanjutkan, mereka yang biasanya komuter ke Jakarta kini harus tetap diam di rumah. Aktivitas di luar akan sangat terbatas, sehingga berpotensi kekurangan paparan udara segar. Di sisi lain, imbauan physical distancing tidak menyarankan untuk bepergian terlalu jauh. Perihal ini, Amin menyebut aktivitas di luar rumah tetap bisa berjalan asalkan porsinya dibatasi dan masih dalam jarak yang dekat.
ADVERTISEMENT
“Yang harus dilakukan adalah kita harus memantau mereka yang tetap tinggal di daerahnya selama 14 hari saat PSBB, atau mungkin akan diperpanjang. Ini harus kita jaga jangan sampai mereka jadi episentrum yang baru. Jadi kan seperti, mengosongkan satu bejana tapi dengan cara menggeser ke samping-sampingnya aja,” lanjutnya.
“Nanti suatu ketika sudah selesai PSBB-nya, yang dari pinggir akan mengalir lagi ke tengah. Kalau mereka tidak dijaga untuk tidak bebas virus, maka akan kembali lagi situasi yang seperti ini, seperti sebelum PSBB terapkan.”
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menurutnya, jika perlu pemerintah bisa segera melakukan screening untuk mendeteksi kemungkinan para komuter dari luar Jakarta sebagai carrier atau pembawa virus. Pendeteksian itu disebutnya harus dilakukan selama masa PSBB berlaku untuk mencegah situasi kembali seperti semula atau bahkan berubah lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Bukan tidak mungkin, puncak kedua wabah COVID-19 menjadi konsekuensinya. PSBB mungkin akan melandaikan kurva jumlah kasus di Jakarta. Namun Amin mengingatkan, jika tidak ada intervensi khusus selepas PSBB terlaksana dan pembatasan berakhir, kurva mungkin saja kembali melonjak.
Masing-masing individu disebutnya turut berperan agar PSBB terlaksana dengan baik. Setiap orang wajib mencamkan prinsip jaga jarak dalam berkegiatan, terutama jika harus keluar rumah untuk keperluan mendesak. Tidak kontak dekat dengan orang lain menjadi kunci pemutusan rantai penularan virus.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!