Jamur Cordyceps di The Last of Us, Benarkah Picu Zombie?

25 Januari 2023 15:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi clicker, zombie yang terinfeksi jamur Cordyceps di The Last of Us. Foto: HBO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi clicker, zombie yang terinfeksi jamur Cordyceps di The Last of Us. Foto: HBO
ADVERTISEMENT
Serial televisi (TV) 'The Last of Us' mencuri perhatian warganet global, khususnya Indonesia. Wabah zombie di serial tersebut dimulai dari infeksi jamur jenis Cordyceps yang sumbernya dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Serial TV ini merupakan adaptasi dari game dengan judul yang sama, berlatar belakang dunia pasca-apokalips akibat bencana infeksi zombie. Saat ini The Last of Us sudah memasuki episode kedua di HBO, menampilkan aktris Indonesia Christine Hakim yang berperan sebagai Dr. Ratna, profesor mikolugi dari Universitas Indonesia sekaligus penemu pertama kali infeksi Cordyceps pada manusia di Jakarta.
Zombie di The Last of Us diceritakan berasal dari infeksi jamur Cordyceps. Jamur mengambil alih otak manusia, lalu mengejar dan memangsa manusia lain yang belum terinfeksi.
Lantas, apakah jamur ini benar-benar ada di dunia nyata?
Jenazah manusia yang terinfeksi jamur Cordyceps di The Last of Us. Foto: HBO

Fakta Jamur Cordyceps

Jamur Cordyceps dan Ophiocordyceps memang ada di kehidupan nyata. Dan mereka adalah jamur zombie.
Cordyceps merupakan genus jamur yang terdiri dari 600 spesies berbeda. Sementara itu, Ophiocordyceps merupakan genus yang punya 140 spesies. Keduanya tersebar di berbagai belahan dunia, tapi terkonsentrasi di wilayah lembab dekat ekuator.
ADVERTISEMENT
Faktanya, beberapa dari jamur ini memang bersifat parasit. Cordyceps dan Ophiocordyceps dapat menginfeksi semut, lalat, hingga tawon, yang kemudian mengubahnya menjadi zombie.
Ketika spora jamur Cordyceps dan Ophiocordyceps masuk ke tubuh semut, jamur akan berkembang. Parasit ini akan mengambil alih badan semut.
Semut zombie akan meninggalkan koloninya, lalu mencari tempat tinggi sesuai "permintaan" jamur. Setelah sampai, jamur akan membunuh semut dari dalam, dan menampakkan fisik jamurnya untuk kemudian berkembang biak lagi dengan menyebar spora.
Semut zombie, akibat infeksi jamur Ophiocordyceps unilateralis. Foto: Hyde Peranitti/Shutterstock
Meski begitu, ada juga semut zombie yang tetap berada di koloni semut sehat. Ini pernah ditemukan oleh tim ilmuwan dari Pennsylvania State University.
Hasil penelitian mereka menyebutkan semut yang terinfeksi jamur Ophiocordyceps kimflemingiae bisa dengan mudah menyusup masuk ke dalam koloni semut yang sehat. Tak hanya diterima di dalam sarang, semut sehat ini dengan senang hati berbagi makanan dengan semut zombie, hal yang cukup unik karena biasanya serangga mampu mendeteksi bila ada anggota koloninya sakit dan mengasingkannya.
ADVERTISEMENT
“Banyak literatur fokus pada gagasan mengenai kekebalan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa semut dapat mendeteksi penyakit dengan baik di sarang dan mereka bertindak agresif terhadap penyakit, begitulah cara mempertahankan koloni sehat dan besar,” kata behavioral ecologist dan peneliti Emilia Sola Gracia kepada Newsweek.
Sola Gracia mengumpulkan 100 semut kayu, dengan sepertiganya adalah semut yang terinfeksi parasit Ophiocordyceps kimflemingiae, jamur zombie yang ada di Amerika Utara. Dengan menggunakan kamera GoPro, mereka melihat kegiatan semut tersebut.
Dari situ para peneliti menemukan semut yang terinfeksi tidak diserang oleh anggota koloni lainnya, dan mereka diberi makanan yang sama. Satu-satunya kejanggalan yang terlihat adalah semut zombie lebih banyak berada di luar sarang daripada di dalam, diduga karena jamur memerintahkan inangnya untuk berada di luar sarang agar bisa reproduksi.
Lalat Calyptrate Fly terinfeksi Ophiocordyceps. Foto: Vinicius R. Souza/Shutterstock

Jamur Cordyceps Bisa Menginfeksi Manusia?

Baik Cordyceps dan Ophiocordyceps menyerang serangga dan artopoda. Tidak ada kasus jamur zombie ini menginfeksi otak manusia, dan menjadikan manusia menjadi makhluk tak berakal seperti di seri dan game The Last of Us.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesies jamur zombie ini malah ada yang aman dikonsumsi. Di dataran wilayah pegunungan China, Cordyceps yang menginfeksi ulat daun dikonsumsi warga lokal sebagai suplemen.
Dikutip WebMD, pengobatan modern juga memanfaatkan Cordyceps untuk meningkatkan imunitas, terapi kanker, hingga seksual.
Ophiocordyceps sinensis yang menginfeksi ulat digunakan sebagai obat herbal di China. Foto: PattyPhoto/Shutterstock
Berbicara soal infeksi jamur ke manusia, Prof. Retno Wahyuningsih, peneliti penyakit jamur dan pensiunan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan dari sejumlah jamur yang menginfeksi manusia, beberapa di antaranya ada yang memang menjadi parasit di otak.
"Ada beberapa jamur yang bisa menginfeksi otak. Yang paling sering adalah jamur golongan ragi atau khamir yang disebut Cryptococcus," ungkap Retno kepada kumparanSAINS, Rabu (25/1).
"Biasanya terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh terganggu, misalnya, pada pasien AIDS."
ADVERTISEMENT
Namun dari jamur-jamur tersebut tidak ada yang bisa membuat manusia menjadi zombie seperti di The Last of Us. Paling parah, jelas Retno, adalah perubahan perilaku seperti bicara tidak menyambung.