Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu bertanya, apa bedanya paracetamol dan ibuprofen? Meski keduanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, ternyata paracetamol dan ibuprofen memiliki cara kerja yang sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFLScience, paracetamol adalah salah satu obat pereda nyeri yang paling umum digunakan. Obat ini juga dapat menurunkan demam dengan memenguarhi area otak yang bertugas mengatur suhu tubuh.
Meski bagaimana mekanisme paracetamol mengurangi rasa sakit masih menjadi misteri, para ilmuwan menduga paracetamol mengurangi intensitas sinyal rasa sakit ke otak dengan menghambat enzim siklooksigenase. Metabolit AM404 yang terkandung di dalamnya juga diduga berperan dalam sifat pereda nyeri paracetamol. Obat ini terkadang digunakan bersama obat lain.
“Paracetamol telah digunakan dalam berbagai kondisi dan menunjukkan kemanjuran terapeutik pada nyeri akut dan kronis,” tulis para peneliti dalam NCBI yang membahas paracetamol sebagai pereda nyeri muskuloskeletal.
“Obat ini aktif sebagai agen tunggal dan bersifat aditif atau sinergis dengan NSAID [nonsteroidal anti-inflammatory drugs/obat antiinflamasi non-steroid] dan opioid sehingga meningkatkan kemanjuran dan keamanannya.”
Sementara itu, Ibuprofen adalah NSAID. Obat ini dapat membantu meredakan demam , nyeri, dan peradangan. Ia juga bekerja pada siklooksigenase dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi prostaglandin pada titik kerusakan jaringan atau infeksi dan mengendalikan peradangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain untuk nyeri jangka pendek, ibuprofen digunakan untuk menangani dan mengobati penyakit inflamasi dan gangguan reumatoid.
Kedua obat tersebut banyak digunakan untuk pengobatan nyeri jangka pendek, maupun jangka panjang dengan rekomendasi dokter. Paracetamol dan Ibuprofen juga digunakan untuk menurunkan demam. Ibuprofen mungkin lebih efektif sebagai pereda nyeri jika terjadi peradangan. Keduanya juga memiliki kelemahan, peringatan, dan potensi efek samping.